Hizbullah: Takut kepada AS adalah Pemicu Lebanon Menolak Tawaran Iran

Hizbullah: Takut kepada AS adalah Pemicu Lebanon Menolak Tawaran Iran

Beirut, Purna Warta – Petinggi Hizbullah, Muqawamah Lebanon, menjelaskan takut kepada AS sebagai faktor yang mendorong petinggi Lebanon menolak tawaran Iran di bidang energi dan ekonomi.

Hossein Amir Abdollahian, Menlu Iran, dalam kunjungan terbarunya ke Lebanon menyatakan, “Iran siap kerja sama di bidang perdagangan dan ekonomi dengan Lebanon dan siap membangun dua pembangkit tenaga listrik seribu megawatt di Lebanon.”

Baca Juga : Target Konferensi di Negev: Bentuk Aliansi Anti Iran

Dikutip dari al-Ahed, 27/3, Ibrahim al-Mousawi, Anggota fraksi Hizbullah di Parlemen Lebanon dalam hal ini menjelaskan, “Kami telah menjalankan satu periode ekonomi baru dan Iran siap membangun pembangkit tenaga listrik untuk kami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan Lebanon pada bahan makanan dan bahan bakar. Akan tetapi petinggi Beirut hingga detik ini, karena hantu Amerika, tidak bisa membuat satu keputusan kerja sama dengan Tehran.”

Sayid Hashim Safi al-Din, Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, di satu acara menyatakan, “Benar bahwa AS menekan Lebanon, namun yang lebih benar lagi adalah beberapa pihak dalam negeri membuka pintu kepada Amerika. Mereka memiliki ideologi dan tujuan-tujuan Amerika.”

Menurut Sayid Hashim, Lebanon menghadapi krisis berat karena minimnya bahan bakar. “Bahaya hari ini berkaitan dengan keamanan, makanan dan kebutuhan-kebutuhan primer, seperti obat-obatan. Ini bukan hanya masalah Lebanon, tetapi masalah dunia,” tambahnya.

Ketika Iran menawarkan sumber daya listrik, kata Sayid Hashim Safi al-Din, beberapa petinggi menolak tawaran ini bertentangan dengan kepentingan bangsa.

Baca Juga : 137 Organisasi HAM Serukan Diakhirinya Agresi dan Pencabutan Pengepungan

“Ini berartikan bahwa sebagian pihak di Lebanon takut kepada Amerika. Siapapun yang menolak tawaran listrik dan bantuan bahan makanan Iran, maka dia adalah penanggungjawab pertama dan langsung semua krisis yang mencekik Beirut,” tegasnya.

“Sangat disayangkan sekali, sepertinya beberapa orang Lebanon tidak memahami bahaya ledakan yang dihadapi Beirut sekarang. Lebanon berada di ujung ledakan (krisis) kemanusiaan, sosial dan kehidupan di semua lini,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *