Beirut, Purna Warta – Pejuang gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon telah melakukan operasi terhadap pos militer Israel di wilayah pendudukan tahun 1948 setelah rezim Tel Aviv melancarkan serangan pesawat tak berawak yang mematikan terhadap wilayah di Lebanon selatan.
Saluran televisi al-Manar Lebanon melaporkan bahwa kelompok tersebut menargetkan pos terdepan al-Abbad di bagian utara wilayah pendudukan pada Minggu (26/5) sore, dan menghancurkan peralatan teknis di sana.
Baca Juga : Tiga Pimpinan Iran Bertemu untuk Buat Pengaturan Pilpres
Hizbullah mengklaim serangan itu dalam sebuah pernyataan, dengan mengatakan bahwa mereka telah menembaki pos militer Israel dan tentara yang ditempatkan di daerah tersebut “sebagai tanggapan atas pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Zionis di kota Naqoura dan melukai warga sipil.”
Menurut militer Israel, total 15 roket melintasi perbatasan dalam serangan tersebut. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Sirene terdengar di komunitas perbatasan Israel di Betzet, Hanita, Rosh Hanikra, dan Shlomi.
Sebelumnya pada hari ini, satu orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap sepeda motor di Lebanon selatan.
Identitas orang yang terbunuh di kota pesisir Naqoura belum diketahui.
Belum ada komentar langsung dari tentara Israel mengenai serangan udara tersebut.
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina melakukan operasi pembalasan mendadak ke wilayah pendudukan.
Bersamaan dengan perang, rezim tersebut melakukan pengepungan total terhadap wilayah pesisir, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina.
Perang Israel telah menewaskan sedikitnya 35.984 orang, sebagian besar adalah perempuan, anak-anak, dan remaja. Sebanyak 80.643 warga Palestina lainnya juga menderita luka-luka.
Baca Juga : Iran dan Rusia Menghadiri Pentathlon Militer
Militer Israel juga telah melakukan serangan terhadap wilayah Lebanon sejak saat itu, yang memicu serangan balasan dari Hizbullah untuk mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Gerakan ini telah berjanji untuk terus melakukan operasi pembalasan selama rezim Tel Aviv terus melakukan serangan gencar di Gaza.