Beirut, Purna Warta – Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, merilis rekaman serangan terhadap tiga pangkalan militer Israel di wilayah Palestina yang diduduki di utara, yang mendorong ribuan pemukim mencari perlindungan.
Baca juga: Operasi Militer Israel yang Intensif Menyebabkan Pengungsian Massal di Gaza
Gerakan tersebut merilis video tersebut pada hari Senin, dengan mencatat bahwa operasi tersebut dilakukan sehari sebelumnya.
Hizbullah mengidentifikasi pangkalan yang menjadi sasaran sebagai Ayelet, Meron, dan Nimra, dengan menyatakan bahwa pos terdepan tersebut dihantam oleh lebih dari seratus roket Katyusha.
Situs web berita Amerika Axios melaporkan bahwa seorang warga negara AS terluka dalam serangan tersebut, mengutip pernyataan pejabat Amerika.
Saluran 12 Israel mengonfirmasi bahwa orang yang terluka itu adalah warga negara Amerika, bukan pemukim Israel dengan kewarganegaraan ganda AS, dan menyebutkan bahwa beberapa orang lainnya terluka dalam operasi Hizbullah.
Media Israel lainnya mengindikasikan bahwa warga negara Amerika itu mengalami cedera serius.
Axios menambahkan bahwa alasan kehadiran warga negara Amerika itu di barak militer tertutup itu masih belum diketahui.
Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya kerja sama intelijen antara Amerika Serikat dan Israel, karena Tel Aviv terus melakukan serangan di berbagai wilayah regional.
Jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen melaporkan bahwa operasi Hizbullah telah mendorong sekitar 250.000 pemukim ke tempat perlindungan.
Rezim Israel telah melancarkan serangan sporadis terhadap Lebanon sejak 7 Oktober 2023, setelah dimulainya perang melawan Jalur Gaza, yang mengakibatkan pertempuran kecil dengan Hizbullah.
Baca juga: [VIDEO] – Jika Israel Hadir dalam Olimpiade maka Dunia Olahraga harus Malu
Hizbullah telah menanggapi agresi itu dengan menembakkan ratusan roket ke wilayah pendudukan utara.
Tel Aviv telah berulang kali mengancam akan mengubah Lebanon menjadi Gaza lainnya.
Bulan lalu, tentara Israel mengumumkan telah menyetujui rencana untuk menyerang Lebanon, yang menimbulkan kekhawatiran tentang niat rezim tersebut.
Hizbullah sebelumnya berhasil memukul mundur invasi Israel pada tahun 2000 dan 2006, dan memaksa mundur secara memalukan pada kedua kesempatan tersebut.
Gerakan tersebut telah berjanji untuk membela Lebanon dengan kuat jika terjadi konflik lagi.