Hizbullah Luncurkan Serangan Rudal Serangan Presisi terhadap Posisi Israel

Hizbullah Luncurkan Serangan Rudal Serangan Presisi terhadap Posisi Israel

Beirut, Purna Warta Hizbullah, gerakan perlawanan Lebanon, mengumumkan serangkaian serangan rudal baru yang menargetkan posisi Israel di sepanjang perbatasan Lebanon dengan wilayah pendudukan. Gerakan tersebut dikatakan telah menggunakan rudal dengan serangan presisi untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza. Pengumuman itu muncul dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu.

Baca Juga : Iran: Kelompok Perlawanan Independen Dalam Pengambilan Keputusan

Beberapa lokasi yang ditargetkan diidentifikasi oleh Hizbullah sebagai tempat berkumpulnya tentara Israel di barak dan pangkalan rezim, dan operasi tersebut mengakibatkan serangan langsung. Situs Al-Raheb dikatakan menjadi sasaran rudal Burkan, sedangkan pangkalan Khirbet Ma’er diserang menggunakan dua rudal Falaq 1. Hizbullah juga mengklaim keberhasilan dalam menargetkan kumpulan tentara Israel di sebelah timur situs Birkat Risha dengan rudal presisi, dan mencapai serangan langsung.

Sebuah video yang dirilis oleh Hizbullah memamerkan operasi presisi yang menargetkan peralatan spionase Israel di lokasi angkatan laut Ras Naqoura. Serangan tersebut memicu sirene di pemukiman ilegal Israel di Sderot, Efim, dan Niram dekat perbatasan wilayah pendudukan dengan Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menyatakan komitmennya untuk mendukung rakyat dan perlawanan terhadap Gaza di tengah “agresi brutal Zionis, yang didukung oleh lampu hijau Amerika dan (dengan) keterlibatan negara-negara Barat dan sejumlah rezim Arab.”

Rezim Israel memulai serangan gencarnya terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, sebagai tanggapan atas operasi anti-Israel yang dilakukan oleh gerakan perlawanan di wilayah tersebut, yang dikenal sebagai operasi Badai Al-Aqsa. Serangan militer brutal yang diakibatkannya telah menyebabkan kematian sedikitnya 26.422 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 65.000 lainnya. Aksi militer ini mendapat dukungan militer dan politik yang signifikan dari Amerika Serikat.

Setelah pecahnya perang, Israel memperluas serangannya ke Lebanon, memicu konfrontasi dengan Hizbullah. Intensitas konfrontasi Hizbullah dengan Israel meningkat terutama setelah serangkaian pembunuhan yang dipimpin rezim, termasuk pembunuhan terhadap Saleh Al-Arouri, seorang pejabat senior gerakan perlawanan Palestina Hamas, yang menjadi sasaran pada tanggal 2 Januari.

Baca Juga : Di Tengah Putusan ICJ, Israel Tetap Aktifkan Serangan ke Fasilitas Medis di Gaza

Pada hari yang sama, Hizbullah mengumumkan kemartiran tiga anggotanya, yang diidentifikasi sebagai Sadiq Mohammad Hashem, Ali Jamal Shokr, dan Hussein Hassan Halawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *