Hizbullah Hantam Pangkalan Pengawasan Udara Israel dengan 62 Rudal

Pejuang Hizbullah Hancurkan Sistem Pengawasan Militer Israel di Perbatasan Lebanon

Beirut, Purna Warta Kelompok perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan mereka telah menyerang pangkalan pengawasan udara Israel dengan sejumlah rudal sebagai tanggapan pertama mereka terhadap pembunuhan wakil pemimpin politik Hamas di Tel Aviv.

Baca Juga : Iran dan Irak Adakan Parade Bersama Untuk Hormati Jenderal Soleimani dan Muhandis

“Pada pukul 08:10 pada hari Sabtu, 6 Januari 2024, para pejuang Perlawanan Islam menargetkan Pangkalan Pengawasan Udara Meron dengan 62 rudal dari berbagai jenis, menimbulkan serangan langsung dan terkonfirmasi,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

Gerakan tersebut menggambarkan operasi tersebut “sebagai respons awal” terhadap pembunuhan “pemimpin besar Sheikh Saleh al-Arouri dan saudara-saudaranya yang mati syahid” oleh Israel di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut.

Menurut pernyataan tersebut, pangkalan tersebut adalah satu-satunya pusat administrasi, pengawasan, dan pengendalian udara di wilayah pendudukan utara. “Itu adalah salah satu dari dua basis utama di seluruh entitas perebut, yang lainnya adalah Mitzpe Ramon di selatan,” katanya.

Sebelumnya, sirene dibunyikan di kota-kota Israel utara, memperingatkan penduduk akan adanya roket yang datang, laporan media mengatakan pada hari Sabtu. Kota Shtula, Abirim, Netu’a, Karmiel, Safed termasuk di antara 94 pemukiman di Galilea dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki disiagakan pada hari Sabtu, kata mereka.

Baca Juga : Akibat Serangan Yaman Rute Kapal Israel Menjadi Lebih Lama

Perbatasan selatan Lebanon sering dilanda baku tembak, terutama antara pasukan Israel dan Hizbullah sejak Tel Aviv melancarkan invasi ganasnya ke Gaza pada awal Oktober. Pembunuhan Arouri pada hari Selasa di Beirut selatan, yang menurut pejabat pertahanan AS kepada AFP dilakukan oleh Israel, telah menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.

Militer Israel mengatakan telah mengidentifikasi sekitar 40 peluncuran roket dari wilayah Lebanon pada Sabtu pagi. Sirene serangan udara berbunyi di kota-kota besar dan kecil di Israel utara, kemudian juga terdengar di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Dalam pidatonya hari Jumat, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah telah memperingatkan Israel bahwa gerakan tersebut akan merespons dengan cepat “di medan perang” terhadap pembunuhan Arouri.

Hampir tiga bulan kebakaran lintas batas telah menewaskan 175 orang di Lebanon, termasuk tiga jurnalis. Di Israel utara, setidaknya 13 warga Israel termasuk sembilan tentara tewas, menurut pihak berwenang Israel.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengatakan Israel menyembunyikan “kerugian besar” yang dideritanya dalam perang di perbatasan selatan Lebanon karena operasi gerakan perlawanan terhadap rezim pendudukan “sangat melelahkan.” Namun Nasrallah mengatakan Israel berbohong mengenai jumlah sebenarnya korban jiwa.

Baca Juga : PM Irak: Pemerintah Bersiap untuk Akhiri Kehadiran Koalisi Pimpinan AS Secara Permanen

“Musuh tidak mengakui korban jiwa atau cedera, dan ini adalah bagian dari kebijakan kerahasiaan umum mengenai kerugian mereka sejak 8 Oktober,” katanya, seraya menambahkan setidaknya 2.000 tentara Israel terluka di perbatasan Lebanon.

Kelompok perlawanan Lebanon telah melakukan 670 operasi melawan Israel selama tiga bulan terakhir, katanya pada Jumat. “Apa yang terjadi di perbatasan Lebanon-Israel belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 1948,” kata Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Warga Israel di utara, kata Nasrallah, harus meminta gencatan senjata kepada pemimpin mereka jika mereka ingin aman.Front Lebanon hadir untuk mengurangi tekanan terhadap Hamas dan Gaza, dan untuk memberlakukan gencatan senjata di Gaza, tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *