Beirut, Purna Warta – Di tengah latihan militer yang sedang dilakukaan Israel di wilayah pendudukan, seorang analis politik Lebanon mengatakan gerakan perlawanan Hizbullah sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan keras yang dapat menghancurkan Tel Aviv jika mereka melakukan “kesalahan”, atau serangan di Lebanon.

Latihan militer Israel yang sedang berlangsung bertujuan untuk mengirim pesan ancaman bagi gerakan Hizbullah, di tengah krisis ekonomi, sosial dan politik yang sedang berlangsung di Lebanon, kata Faysal Abdel Sater kepada Press TV pada Kamis (13/4).

Baca Juga : Presiden Iran Seru Seluruh Negara Islam Bersatu Melawan Israel

Dia menambahkan, Israel sedang melakukan manuver pada saat ia menyadari besarnya kekuatan gerakan perlawanan dan bersamaan dengan pemberontakan Palestina skala penuh, yang menunjukkan kedalaman situasi kritis yang dihadapi rezim tersebut.

Militer Israel pada Minggu pagi (9/5) mulai menggelar apa yang diklaimnya sebagai latihan “terbesar”, dengan mengatakan latihan tersebut akan berlangsung sekitar satu bulan. Para peserta dilaporkan akan berlatih skenario pertempuran dan darurat di semua bidang.

Israel menambahkan bahwa latihan tersebut melibatkan pasukan reguler dan cadangan dari seluruh komando dan pasukan militer yang mereka miliki

Surat kabar online berbahasa Arab Lebanon el-Nashra pada hari Sabtu (10/5) mengutip media Lebanon yang mengatakan bahwa Hizbullah telah bergerak ke siaga tinggi dan secara signifikan meningkatkan kesiapan tempurnya selama latihan militer rezim Israel yang sedang berlangsung. Media itu juga menekankan bahwa gerakan perlawanan selalu berada pada tingkat siaga tertinggi sejak perang 33 hari Israel di Lebanon pada musim panas 2006.

Dalam komentarnya kepada Press TV, Sater mengatakan sebuah rezim yang dibentuk berdasarkan struktur militer, keamanan, dan intelijen selalu berpura-pura tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Seperti yang telah diumumkan oleh rezim Israel, latihan tersebut adalah perang asimetris dengan gerakan perlawanan Lebanon, ia menambahkan dan menekankan bahwa insiden berturut-turut di Israel menunjukkan bahwa mereka menghadapi kebuntuan politik dan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pengamat tersebut juga mengatakan bahwa perlawanan berani yang ditunjukkan rakyat Palestina selama konflik kekerasan baru-baru ini dengan Israel telah menimbulkan tantangan serius bagi rezim Tel Aviv dan akan memengaruhi sifat keputusan politik dan militernya tentang menemukan cara untuk mendominasi Masjid al-Aqsa.

Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki telah dilanda kemarahan dalam beberapa minggu terakhir atas skema rezim Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Kota Tua di Yerusalem Timur yang diduduki al-Quds sebagai bagian dari rencana jangka panjang mereka menjalankan skema untuk pencaplokan tanah Palestina semaksimal mungkin.

Kemarahan semakin meningkat awal bulan ini dengan serangan Israel terhadap jamaah Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa selama hari-hari puasa di bulan suci Ramadhan.

Baca Juga : Hizbullah Disebut Siap Jalankan Serangan Besar-besaran Jika Israel Coba Serang Lebanon

Di tengah ketegangan, Israel telah meluncurkan kampanye udara brutal lainnya terhadap sasaran yang sebagian besar adalah warga sipil di Gaza. Sejauh ini, setidaknya 83 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, telah meregang nyawa dan hampir 500 lainnya terluka akibat serangan udara Israel.

Militer Israel telah mendapat kecaman secara global atas kejahatannya terhadap warga Palestina, terutama mereka yang tinggal di Gaza, yang telah berada di bawah pengepungan maksimal Israel.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here