HomeTimur TengahHizbullah dan Gerakan Amal Bantah Terlibat Kerusuhan di Beirut Selatan

Hizbullah dan Gerakan Amal Bantah Terlibat Kerusuhan di Beirut Selatan

Beirut, Purna Warta – Gerakan Hizbullah dan Amal dalam pernyataan bersama membantah adanya keterlibatan mereka dengan kerusuhan di Beirut selatan.

Ibu kota Lebanon, Beirut pada Sabtu (kemarin, 7/3) menjadi saksi adanya demonstrasi di beberapa bagian kota sebagai protes terhadap situasi kehidupan dan ekonomi.

Para pengunjuk rasa pertama kali berkumpul di pusat kota Beirut untuk memprotes kenaikan dolar dan meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah.

Unjuk rasa secara bertahap menyebar di sekitar istana presiden di Ba’bada, dan pasukan militer memblokir para pengunjuk rasa.

Tetapi di daerah Dhahiyah di selatan Beirut, beberapa orang membakar ban dan memblokir jalan di dekat Lapangan Imam Hussein serta  bentrok dengan pasukan keamanan.

Di kota Shida, Lebanon selatan, beberapa pengunjuk rasa berkumpul di Al-Thawrah Square dan membakar ban, serta memblokir jalan ketika pasukan tentara Lebanon datang.

Sementara itu, beberapa media menuduh  orang-orang ini berafiliasi dengan Hizbullah dan gerakan Amal. Tetapi gerakan perlawanan tersebut membantah adanya hubungan peristiwa tersebut dengan para pendukungnya yang dinyatakan dalam pernyataan resmi bersama.

Pernyataan bersama tersebut mengatakan: “Beberapa orang telah menulis di media sosial bahwa pendukung kami di pinggiran selatan telah menutup jalan dan melakukan tindakan merusak di beberapa daerah, terutama di Lapangan Imam Hussein. Gerakan Amal dan Hizbullah menyangkal hubungan apa pun antara pendukungnya dan tindakan yang merusak tersebut, dan menyerukan keamanan serta  pengadilan untuk menuntut siapa pun yang telah melakukan kerusakan properti publik atau pribadi.”

Lebanon belum memiliki pemerintahan penuh dan stabil sejak Hassan Diab mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada tanggal 10 Agustus 2020 lalu, dan Hassan Diab menjabat sebagai perdana menteri. Saad al-Hariri terpilih kembali sebagai perdana menteri pada tanggal 22 Oktober 2020, tetapi sampai sekarang belum bisa membentuk kabinet.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab juga mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin bahwa pemerintahan tidak bisa berjalan dengan situasi politik sekarang, dilain hal Perdana Menteri yang baru terpilih harus segera menjabat dan membentuk kabinet.

Baca juga: Minyak Tumpah Sampai ke Pantai Lokal, Lebanon Adukan Israel ke PBB

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here