Beirut, Purna Warta – Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon menganggap Badai al-Aqsa, operasi bersejarah kelompok perlawanan Palestina pada Oktober lalu terhadap wilayah pendudukan, sebagai “awal kehancuran Israel.”
Baca juga: Ketua IRGC: Republik Islam Lumpuhkan Kekuatan AS
Wakil Sekretaris Jenderal gerakan tersebut Sheikh Naim Qassem menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah upacara yang menandai bulan berkabung Muharram di Beirut pada hari Senin.
“Gempa bumi yang terjadi dalam bentuk Badai Al-Aqsa akan menjadi alasan dan awal bagi penghancuran musuh,” katanya.
“Tindakan pengorbanan dan keberanian ini akan mengubah persamaan,” kata Qassem.
Operasi balasan yang mengejutkan tersebut terjadi pada tanggal 7 Oktober. Gerakan perlawanan pesisir itu menyerbu wilayah yang diduduki dan menawan ratusan orang.
Rezim Israel telah membalas dengan perang genosida yang sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 32.000 warga Palestina.
Namun, kelompok perlawanan Gaza telah bersumpah untuk terus melawan rezim dengan semua sumber daya mereka di tengah laporan bahwa ribuan pasukan Israel telah terbunuh atau terluka sebagai akibat dari perjuangan perlawanan yang gigih melawan militer rezim sejak dimulainya perang.
Hizbullah dan kelompok perlawanan yang berasal dari Yaman dan Irak mulai menggelar ratusan operasi untuk mendukung warga Gaza setelah dimulainya perang, menyerang target-target sensitif di seluruh wilayah yang diduduki serta kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang menuju wilayah tersebut.
Baca juga: Tentara Israel Mengaku Menembaki Warga Palestina Tanpa Batasan Karena Bosan
“Pengorbanan ini merupakan awal dari [terwujudnya] keadilan,” tegas Qassem, seraya menambahkan, “Rezim Israel tidak akan bertahan lama dan ketidakadilan akan berakhir.”
Sementara itu, ia mencatat bahwa siapa pun yang memberikan dukungan kepada rezim pendudukan, baik dengan kata-kata atau melalui kebungkaman mereka, sama dengan “penindas.” Serangan militer Israel yang brutal telah menikmati dukungan politik, militer, dan intelijen yang tak terkekang dari pihak sekutu rezim tersebut, terutama Amerika Serikat.