Teheran, Purna Warta – Dewan Konstitusi Iran memverifikasi keaslian hasil akhir pemilihan presiden nasional yang diadakan pada 28 Juni, karena pemungutan suara akan memasuki putaran kedua yang dijadwalkan Jumat depan.
Baca juga: Serangan Yaman Sebabkan Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi Amerika
Berbicara kepada TV pemerintah pada hari Minggu, juru bicara dewan mengatakan telah mengonfirmasi kebenaran dan keabsahan pemilihan presiden dan secara resmi memberi tahu Kementerian Dalam Negeri tentang proses verifikasi.
Hadi Tahan Nazif mengatakan Dewan Konstitusi Iran telah menentukan rentang waktu untuk pengaduan dan keberatan, tetapi tidak menerima apa pun, baik dari kandidat maupun pemilih.
Menunjuk pada persiapan untuk putaran kedua, juru bicara tersebut mengatakan kedua pesaing terakhir dapat menjalankan kampanye pemilihan mereka hingga 24 jam sebelum dimulainya pemilihan.
Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili, dua kandidat dengan jumlah suara terbanyak, akan saling berhadapan pada tanggal 5 Juli.
Total 24.535.185 suara diberikan dalam pemungutan suara, yang berarti jumlah pemilih sebesar 39,92%, karena lebih dari 61.452.000 orang memenuhi syarat untuk memilih.
Pezeshkian memenangkan 10.415.991 suara, setara dengan 42,45% suara.
Rendahnya peringkat kedua, Jalili, mengamankan 38,61% suara dengan 9.473.298 suara.
Pemungutan suara diadakan di sekitar 59.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri.
Pemilu berlangsung setahun lebih cepat dari jadwal, karena Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia pada bulan Mei.
Baca juga: Iran Incar Lolos Piala Dunia yang Ketujuh Kalinya
Sebuah helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongannya jatuh di hutan pegunungan barat laut pada 19 Mei, menewaskan presiden, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam orang lainnya.