Hampir 3.000 Warga Sipil Tewas dan Terluka Dalam Serangan Saudi di Sa’ada Yaman Tahun 2022

Afrika Yaman

Sana’a, Purna Warta – Seorang pejabat kesehatan Yaman mengatakan hampir 3.000 warga sipil, termasuk pengungsi Afrika, kehilangan nyawa atau cedera tahun ini akibat serangan artileri dan rudal oleh pasukan militer Saudi di provinsi Sa’ada, barat laut Yaman.

Direktur Rumah Sakit Pedesaan Razih, Abdullah Musreeh, mengatakan kepada kantor berita resmi Yaman Saba pada hari Rabu (28/12) bahwa jumlah korban sipil di wilayah Yaman mencapai 2.909, dan angka tersebut mencakup periode antara awal Januari dan akhir Desember tahun ini.

Dia menambahkan bahwa setidaknya 907 orang tewas atau terluka selama gencatan senjata yang ditengahi PBB yang berlangsung enam bulan dan berakhir pada 2 Oktober, ketika tembakan, peluru artileri dan rudal oleh penjaga perbatasan Saudi menargetkan distrik Sa’ada.

Musreeh mengatakan rumah sakitnya menerima 111 mayat dan 796 orang terluka, termasuk pencari suaka Afrika, selama periode yang disebutkan, dan menekankan bahwa Arab Saudi tidak pernah berkomitmen pada gencatan senjata dan tindakan kriminalnya terus berlanjut.

Pejabat kesehatan Yaman mencatat bahwa sebagian besar dari mereka yang terluka parah dipindahkan ke pusat medis di ibu kota Sana’a, karena rumah sakit Razih kekurangan peralatan medis untuk menyediakan layanan yang diperlukan.

Secara terpisah, Direktur Rumah Sakit Pedesaan Monabbih Ali al-Ayashi menyatakan bahwa rumah sakit telah menerima 169 jenazah dan 1.833 orang luka-luka sejak Januari.

Dia menunjukkan bahwa rezim Riyadh terus berkelanjutan dengan kejahatannya yang mengerikan terhadap bangsa Yaman dan pencari suaka Afrika.

Ayashi juga merujuk pada metode penyiksaan brutal oleh otoritas perbatasan Saudi terhadap warga negara Yaman dan pengungsi Afrika, dengan alasan bahwa praktik semacam itu memperlihatkan penolakan kerajaan untuk menghormati prinsip dan konvensi kemanusiaan internasional.

Arab Saudi melancarkan perang dahsyat di Yaman pada Maret 2015, bekerja sama dengan sekutu Arabnya dan dengan dukungan senjata, serta logistik dari AS dan negara-negara Barat lainnya.

Tujuannya adalah untuk memasang kembali rezim Abd Rabbuh Mansour Hadi yang bersahabat dengan Riyadh dan menghancurkan gerakan perlawanan populer Ansarullah, yang telah menjalankan urusan negara tanpa adanya pemerintahan fungsional di Yaman.

Sementara koalisi yang dipimpin Saudi gagal memenuhi salah satu tujuannya, perang telah menewaskan ratusan ribu orang Yaman dan melahirkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *