Tel Aviv, Purnawarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Hamas delusional karena meminta pihaknya berhenti membombardir Gaza sebagai syarat pembebasan tawanan.
Baca Juga : Perlawanan Irak Serang Sasaran Penting Israel di Pantai Laut Mati
Selain itu, Hamas meminta Israel untuk melepaskan 1500 warga Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel, menarik pasukan dari Gaza dan menyetujui beberapa hal berkaitan dengan status quo masjid Al-Aqsa.
Penolakan Israel merupakan hasil final yang telah disepakati kabinet perang Tel Aviv dalam menyikapi upaya perundingan tawanan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Sementara itu, Netanyahu mendapat tekanan yang semakin hari semakin berat dari publik Israel yang terus menuntut pembebasan tawanan sesegera mungkin.
Dilansir dari Times of Israel, Israel berkehendak melanjutkan perundingan namun berdasarkan pada proposal yang disusun pada pertemuan Paris bulan lalu.
Proposal tersebut disusun oleh diplomat serta petinggi intelejen Amerika Serikat, Israel, Qatar dan Mesir, termasuk CIA dan MOSSAD.
Baca Juga : Kandidat Independen Menguasai Pemilu Pakistan yang Kontroversial
Netanyahu mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki niatan untuk menghentikan agresi di Gaza dan tidak pula mengakhiri blokade atas wilayah berpopulasi dua juta jiwa tersebut bahkan jika Hamas membebaskan semua tawanan sekalipun. Netanyahu juga menegaskan bahwa pasukannya takkan angkat kaki dari Gaza.