Tehran, Purna Warta – Berbicara pada Konferensi Islam Nasional yang diadakan di ibukota Libanon Beirut pada hari Sabtu (25/6), Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah mengatakan “ada rencana yang sedang dirancang untuk mengatur ulang kawasan agar sesuai dengan agenda Amerika-Israel.
Dia memperingatkan bahwa plot semacam itu menguntungkan musuh Zionis dengan mengintegrasikannya ke dalam wilayah untuk menghadapi front perlawanan,” menurut laporan situs berita Lebanon al-Ahad.
Baca Juga : Iran-Irak Tingkatkan Kerjasama Dan Persahabatan
“Apa yang disaksikan wilayah ini sangat berbahaya. Entitas ‘Israel’ sedang diintegrasikan ke dalam kawasan melalui aliansi militer untuk menghadapi Iran, Hizbullah dan Hamas,” kata Haniyah pada konferensi yang diadakan untuk membahas upaya rezim Israel dalam usaha mereka memperluas pengaruhnya di kawasan melalui normalisasi hubungan dan dampak negatifnya terhadap masalah Palestina.
Haniyah lebih lanjut menyerukan untuk mendukung perlawanan sebagai pilihan strategis di Palestina dan kawasan serta untuk memulihkan persatuan di antara negara-negara regional.
Pernyataannya muncul setelah menteri perang Israel mengusulkan pembentukan front militer regional yang dipimpin Amerika Serikat yang menampilkan Tel Aviv dan sekutu Arabnya untuk melawan Iran.
Baca Juga : Moskow Menyangkal Klaim Ukraina Bahwa Pasukannya Menargetkan Sipil
Berbicara pada hari Selasa, Benny Gantz mengutip kerja sama militer rezim Israel dengan beberapa negara Arab Teluk Persia serta Mesir dan Yordania serta mengatakan adanya upaya untuk memperluas kerja sama ini.
Kesepakatan normalisasi yang dimediasi Amerika Serikat antara rezim pendudukan dan Uni Emirat Arab serta Bahrain pada Agustus 2020, diikuti oleh Sudan dan Maroko yang bergabung dengan apa yang disebut “Kesepakatan Abraham.”
Arab Saudi telah mendukung perjanjian tersebut dan secara luas diharapkan menjadi negara Arab regional berikutnya yang akan menjalin hubungan resmi dengan rezim tersebut.
Baca Juga : Penghematan Ekonomi Dengan Terminal Kendali Jarak Jauh Berbasis Pengetahuan
Pernyataan Ganz datang menjelang kunjungan regional oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Tur 13-16 Juli akan membawa Biden ke Arab Saudi dan Wilayah Pendudukan Palestina.
Kunjungan tersebut diharapkan akan membawa lebih banyak gravitasi di antara negara-negara Arab regional dan rezim Israel.