Grossi: Pertemuan Dengan Menteri Luar Negeri Iran Sangat Penting

IAEA

Vienna, Purna Warta – Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menegaskan kembali harapannya bahwa ia akan dapat segera bertemu dengan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dan menyebutkan bahwa pertemuan itu sangat penting.

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, dalam sebuah wawancara dengan NBC News menyatakan harapannya untuk bisa bertemu dengan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran.

“Saya belum pernah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran yang baru,” kata Grossi dalam sebuah wawancara selama kunjungannya ke Washington. Saya berharap berkesempatan untuk bertemu dengannya segera karena hal ini sangat penting. Jadi ketika ada masalah, ketika ada kesalahpahaman, ketika ada ketidaksepakatan, kita bisa membicarakannya.

Dia juga mengklaim bahwa program pemantauan IAEA di Iran tidak lagi lengkap setelah Teheran menolak permintaannya untuk memperbaiki kamera di salah satu fasilitas utama, sehingga memungkinkan dunia tidak akan pernah dapat merekonstruksi gambaran tentang apa yang telah dilakukan Iran.

Menurut jaringan tersebut, Direktur Jenderal IAEA mengklaim bahwa Iran telah mengizinkan Badan Energi Atom Internasional untuk mengakses sebagian besar kameranya untuk memperbaikinya dan mengganti baterai serta kartu memori.

Menurut laporan itu, dengan mengacu pada fasilitas di  Teheran yang membuat komponen sentrifugal, dan pada bulan Juni yang menunjukkan Iran melakukan protes karena telah dirugikan dalam operasi sabotase yang dituduhkan pada Israel. Grossi mengatakan bahwa Iran telah penyelidikan serangan itu menjadi dalil bagi terhalangnya akses Badan Energi Atom Internasional.

“Apa yang kami lakukan di sana (inspeksi di Iran) akan terus dilanjutkan, tetapi di sebagian wilayah, pemantau kamera telah rusak, karena itu kami tidak dapat merekonstruksi citra. Jika JCPOA dilanjutkan, maka semua pihak harus menepati kewajibannya,” katanya.

Grossi mengakui bahwa “tidak ada indikasi Iran saat ini sedang membuat bom nuklir, tetapi mengatakan bahwa kasus Korea Utara harus mengingatkan kita tentang apa yang akan terjadi jika upaya diplomatik gagal.  Ini adalah contoh yang jelas, sebuah tanda, sebuah alamat. Jika diplomasi gagal, anda mungkin menghadapi situasi yang akan memiliki implikasi politik yang luas untuk Timur Tengah dan sekitarnya.”

Optimisme Grossi tentang dimulainya kembali diplomasi dengan Korea Utara

Grossi menyimpulkan dan mengungkapkan optimismenya pada diplomasi dengan Pyongyang. Grossi mengatakan bahwa dia dan Blinken, yang bertemu selama kunjungan Direktur Jenderal IAEA ke Washington telah membahas kemungkinan mencoba untuk menyatukan pendapat kembali. Direktur jenderal badan tersebut menambahkan: “Jadi ada kemungkinan kami akan kembali ke Korea Utara dengan inspektur kami.”

Namun, dia mengatakan bahwa mengingat Korea Utara memiliki senjata nuklir, pembentukan tim inspeksi harus dilakukan mengingat proliferasi situs nuklir di seluruh fasilitas nuklir Korea Utara lebih luas, dan ini yang menyebabkan kesulitan inspeksi di Kore Utara melebihi Iran.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Stimson Center, Direktur Jenderal IAEA yang menyatakan bahwa tidak ada bukti Iran secara diam-diam memperkaya senjata uranium.

Dalam wawancara tersebut, Rafael Grossi menggambarkan pembicaraan IAEA dengan Iran sebagai sesuatu yang “sangat menantang”, tetapi menekankan bahwa hal itu adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan perselisihan.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan kepada Washington Post pada hari Kamis  bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Iran segera mungkin untuk bertemu dengan pejabat Republik Islam dan mengatakan bahwa dalam beberapa minggu ke depan ia akan menentukan apakah pembicaraan Wina tentang menghidupkan Kembali kesepakatan JCPOA merupakan hal yang mungkin dilakukan atau tidak.

Iran dan IAEA telah mencapai kesepakatan pada Maret tahun lalu untuk memberikan akses sukarela oleh Iran ke dua lokasi yang ditentukan dan untuk memfasilitasi kegiatan verifikasi IAEA. Perjanjian tersebut diperbarui satu kali sebelum berakhir selama satu bulan hingga tanggal 3 Juli, tetapi Iran tidak memperbarui perjanjian setelah tanggal tersebut.

Badan Energi Atom Internasional mengatakan Protokol Tambahan telah memberikan Badan Energi Atom Internasional akses yang lebih besar ke informasi dan fasilitas di Iran. Tahun lalu, Majelis Permusyawaratan Islam Iran mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan pemerintah untuk menangguhkan inspeksi IAEA di Iran jika sanksi terhadap Iran tidak dicabut.

Pernyataan Rafael Grossi datang ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa pihaknya bermaksud untuk membuka jalan bagi negaranya untuk kembali ke kesepakatan nuklir JCPOA melalui pembicaraan yang sedang berlangsung di ibu kota Austria, Wina.

Sejauh ini, enam putaran pembicaraan telah diadakan di Wina antara Amerika Serikat dan pihak JCPOA lainnya selain Iran untuk memfasilitasi kembalinya Amerika Serikat kembali JCPOA. Para pihak mengatakan kemajuan nyata telah dibuat dalam pembicaraan, tetapi beberapa perbedaan tetap ada.

Republik Islam Iran telah menekankan bahwa, mengingat Amerika Serikat telah menjadi pihak yang melanggar perjanjian, maka Washington harus kembali ke perjanjian dengan disertai pencabutan sanksi, serta pemenuhan kewajiban AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *