Teheran, Purna Warta – Iran harus “serius meningkatkan” kerja sama dengan inspektur Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Barat, Financial Times melaporkan pada hari Rabu, mengutip kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi.
Grossi mengatakan kepada FT bahwa meskipun IAEA telah melakukan sekitar selusin inspeksi di Iran sejak perang yang diberlakukan oleh Israel pada bulan Juni, mereka belum diberi akses ke fasilitas nuklir seperti Fordow, Natanz, dan Isfahan, yang dibom oleh Amerika Serikat.
Grossi mengklaim pada bulan Oktober bahwa pergerakan telah terdeteksi di dekat cadangan uranium yang diperkaya Iran tetapi hal itu “tidak menyiratkan adanya aktivitas pengayaan”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, kemudian mengatakan bahwa Grossi “sepenuhnya menyadari sifat damai” program nuklir Iran dan seharusnya tidak mengungkapkan “pendapat yang tidak berdasar” tentang hal itu.
Para pejabat Iran menyalahkan IAEA karena memberikan pembenaran atas pengeboman Israel, yang dimulai sehari setelah dewan IAEA memutuskan untuk menyatakan Iran melanggar kewajiban berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Grossi mengatakan kepada FT bahwa meskipun badan tersebut berusaha menangani hubungan yang “bergelombang” dengan Iran dengan penuh pengertian, negara tersebut tetap perlu mematuhinya.
Pada 13 Juni, Israel melancarkan agresi yang terang-terangan dan tanpa alasan terhadap Iran, yang memicu perang 12 hari yang menewaskan sedikitnya 1.064 orang di negara itu, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil biasa.
Amerika Serikat juga memasuki perang dengan mengebom tiga lokasi nuklir Iran, sebuah pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Sebagai tanggapan, Angkatan Bersenjata Iran menargetkan lokasi-lokasi strategis di wilayah pendudukan serta pangkalan udara Al-Udeid di Qatar, pangkalan militer Amerika terbesar di Asia Barat.
Pada 24 Juni, Iran, melalui operasi balasannya yang sukses terhadap rezim Israel dan AS, berhasil menghentikan agresi tersebut.