Teheran, Purna Warta – Seorang mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam menggambarkan gencatan senjata di Lebanon sebagai deklarasi kemenangan yang meyakinkan bagi Hizbullah dan kekalahan yang menyedihkan bagi Israel..
Dalam sebuah wawancara dengan Tasnim pada hari Rabu, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan gencatan senjata antara Lebanon dan rezim Zionis sama saja dengan “kemenangan besar bagi Hizbullah Lebanon dan front perlawanan” dan juga “kekalahan yang memalukan bagi rezim Zionis”.
Meskipun terjadi pemboman brutal di Beirut dan Lebanon selatan, rezim Israel gagal menimbulkan kerusakan substantif apa pun terhadap Hizbullah selama dua bulan terakhir dan tidak dapat menembus Lebanon lebih dari ratusan meter, paling jauh satu kilometer, terutama karena jebakan yang dipasang oleh Hizbullah, tambahnya.
Menyoroti kekalahan telak rezim Israel dalam perang darat, Jenderal Vahidi mengatakan, “Meskipun rezim Zionis telah menyerang daerah permukiman dan penduduk Lebanon dengan rudal dan bom, rezim tersebut menghadapi rudal dan pesawat nirawak Hizbullah yang diluncurkan dalam jumlah besar dan dengan presisi sebagai tanggapan.”
Mengutip pengakuan pejabat Israel bahwa rezim Zionis tidak mencapai satu pun tujuannya dalam perang melawan Hizbullah, ia berkata, “Hizbullah dapat memaksakan persyaratannya pada rezim Zionis dalam gencatan senjata, sementara rezim Zionis tidak punya pilihan selain menyetujui gencatan senjata.”
Ia menekankan bahwa Hizbullah tetap siap dan waspada untuk menanggapi setiap langkah yang salah oleh rezim Israel, seraya menambahkan, “Front perlawanan tidak akan pernah ditipu oleh rezim Zionis dan siap untuk menanggapi rezim Zionis jika perlu.”
Ketika ditanya apakah AS telah mengirim pesan kepada Iran dan front perlawanan bahwa gencatan senjata di Lebanon akan membuka jalan bagi gencatan senjata di Gaza, Jenderal Vahidi berkata, “Saya tidak dapat mengonfirmasi pesan tersebut. Namun, Amerika telah mengatakan ‘kami akan mengejar gencatan senjata di Gaza setelah Lebanon’. Namun, kami tidak mempercayai AS, karena front perlawanan tidak akan membiarkan Gaza sendirian dengan cara apa pun.”
Ia menekankan bahwa front perlawanan merasa berkewajiban untuk mendukung rakyat Gaza selama gencatan senjata di Jalur Gaza belum secara resmi diberlakukan, dengan mencatat bahwa situasi yang memanas secara alami akan tetap ada hingga gencatan senjata berakhir.