Ankara, Purna Warta – Presiden Recep Tayyip Erdogan telah membela hak Turki untuk memperkuat kemampuan pertahanannya. Ia mengatakan bahwa keputusan untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia sepadan dengan ketegangan Ankara dengan Washington.
Erdogan membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan New York Times yang diterbitkan pada hari Rabu (29/9), menegaskan kembali bahwa Turki tidak merusak NATO dengan membeli unit pertahanan udara Rusia yang terus berlanjut meskipun hal tersebut ditentang oleh AS.
“Ankara tidak akan harus membeli S-400 seandainya Washington menjual rudal pertahanan Patriotnya ke Turki,” kata presiden erdogan, menambahkan, “Kami membeli senjata kami sendiri.”
Ketika ditanya apakah pembelian rudal Rusia oleh Ankara sepadan dengan gesekan Turki dengan Amerika Serikat, Erdogan mengatakan, “Saya pikir itu sepadan.”
“Kami bisa memperkuat pertahanan kami sesuka kami,” tambahnya.
Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada hari Sabtu (25/9) bahwa Turki akan melanjutkan pembelian sistem Rusia. Ia menekankan, “Tidak ada yang akan dapat mengganggu apa yang kami peroleh dalam hal sistem pertahanan, dari negara manapun, pada tingkat apapun.”
Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pada tahun 2017 untuk mengirimkan sistem S-400 ke Turki, menjadikannya anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara dari Rusia.
S-400 memasuki layanan tentara Rusia pada tahun 2007 dan dianggap sebagai sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih.
Sistem rudal mampu menyerang target pada jarak 400 kilometer dan pada ketinggian hingga 30 kilometer dan dapat menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik. Hal ini juga dapat digunakan terhadap target berbasis darat.
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada industri pertahanan Turki atas pembelian sistem rudal tersebut, AS juga mendesak Turki untuk tidak melanjutkan pengiriman rudal.
Ankara sebelumnya telah membeli jet F-35 Amerika, tetapi sebagai pembalasan atas pembelian S-400 Turki, pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump menghentikan pengirimannya.
Washington mengklaim aktivasi S-400 akan membahayakan pertahanan NATO dan dapat memberi Rusia akse intelijen tentang jet tempur F-35 Amerika dan peralatan militer lainnya.
Amerika Serikat dan Rusia telah lama berselisih mengenai pembelian sistem rudal oleh Turki.