Al-Quds, Purna Warta – Mantan perdana menteri rezim Zionis mengakui dalam sebuah artikel bahwa klaim para pejabat rezim ini yang menyangka Iran akan mencapai pembuatan bom atom adalah tidak benar dan Tel Aviv dalam hal ini tidak memiliki kemampuan apa pun untuk menghancurkan industri nuklir Iran.
Ehud Olmert, Perdana Menteri rezim Zionis pada 2006-2009 menulis dalam sebuah artikel bahwa rezim ini tidak memiliki kekuatan militer yang dapat menghancurkan tenaga nuklir Iran selamanya.
Olmert menulis di dalam surat kabar Haaretz bahwa kebijakan Benjamin Netanyahu terhadap Iran berikut klaimnya mengenai Iran yang berada di ambang pembuatan senjata nuklir tidak benar, karena pengayaan uranium skala besar dan cepat dari pihak Iran tidak melazimkan Iran sedang membuat bom atom.
Dia menyerukan kebijakan “panik” pada program nuklir Iran, dengan mengatakan “Iran memiliki potensi untuk memperkaya uranium yang dibutuhkan untuk menjadi negara pemilik bom nuklir, kapan saja dalam hitungan bulan sekalipun, tetapi sebenarnya pengayaan uranium untuk bom atom memerlukan prasyarat yang diperlukan,” katanya. Iran, menurut klaimnya akan membutuhkan waktu lama untuk menjadi kekuatan nuklir menjadi bom nuklir.
Ehud Olmert, yang menjabat sebagai perdana menteri Israel selama perang 33 hari dengan Hizbullah Lebanon menulis bahwa pihaknya menyetujui dengan artikel baru-baru ini yang ditulis oleh mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak bahwa Israel tidak memiliki kemampuan militer untuk menghilangkan “ancaman nuklir Iran.” Ehud Barak, ketika berada di dalam kabinet Netanyahu telah mengungkapkan fakta ini.
Ketika ditanya apa solusinya untuk menangani program nuklir Iran dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, dia menuliskan: “Solusinya adalah seperti apa yang kami lakukan di Irak dan Suriah sampai kami siap untuk melakukan konfrontasi militer langsung yang komprehensif, tidak usah menghitung kapan waktu kesiapan tersebut karena hal ini membutuhkan waktu. ”
Mantan perdana menteri Israel melanjutkan dengan mengklaim bahwa pengganti dari serangan militer adalah jaringan operasional yang kompleks dapat digunakan untuk merusak stabilitas ekonomi, sosial dan politik Iran.
Dia juga menulis bahwa jaringan dan sistem operasi Israel dalam melawan Israel membutuhkan kerja sama, kepercayaan dan pengendalian dan pengamanan Israel dan memerlukan pendekatan kerja berdasarkan upaya kerja sama, dan yang paling penting dari itu semua adalah kerja sama dengan Amerika Serikat.
Ehud Olmert memuji kerja sama rezim Zionis dengan Amerika Serikat selama era George W. Bush dan Barack Obama, dan menuliskan bahwa Netanyahu telah menghancurkan kerja sama itu dengan membuat pernyataan berapi-api terhadap Iran dan ancaman serta operasi rahasia, beberapa di antaranya berhasil dan beberapa lainnya hanya sebuah pertunjukkan saja.
Mantan perdana menteri Israel mengakui ketidakmampuan rezim untuk menghancurkan kemampuan teknologi nuklir Iran, sementara itu banyak komandan Zionis sebelumnya mengatakan bahwa tentara Israel tidak mampu melakukan perang skala penuh.
Jenderal Isaac Brick, seorang komandan senior pasukan cadangan Israel menulis pada bulan Juni setelah pertempuran 12 hari terhadap Gaza di Haaretz bahwa pihaknya telah mengatakan kepada pejabat politik dan militer Tel Aviv mengenai tentara Israel yang belum siap untuk memulai perang regional, bahkan kekuatan angkatan daratnya sedang berada di ambang kehancuran.
Menurut komandan militer rezim Zionis setelah perang baru-baru ini di Gaza, jika Hamas dan Jihad Islam dapat mengganggu Israel dengan cara ini, lalu seperti apa perang dengan Hizbullah atau Iran?