HomeTimur TengahEfek Sanksi Amerika yang Kejam terhadap Damaskus

Efek Sanksi Amerika yang Kejam terhadap Damaskus

Damaskus, Purna Warta Gempa Senin pagi (6/2) di Suriah terus memakan korban karena lambatnya pengiriman bantuan menyusul efek sanksi Amerika Serikat yang kejam.

Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan bahwa tiga pesawat Mesir dan satu pesawat Emirat yang membawa bantuan kemanusiaan untuk para korban gempa tiba di bandara Damaskus.

Baca Juga : Naeem Qassem: Ada Sikap Bias Internasional terhadap Rakyat Suriah

Hossein Makhlouf, Menteri Dalam Negeri dan Lingkungan Suriah, sambil berterima kasih kepada Mesir atas bantuan tersebut, mengatakan: Bangsa Suriah tidak akan pernah melupakan bantuan ini, terutama dalam situasi negara ini karena gempa bumi dahsyat.

Dia lebih lanjut menambahkan: Prioritas pertama adalah penyelamatan, kemudian bantuan medis dan perawatan yang terluka serta akomodasi korban gempa.

Pejabat Suriah ini mengatakan: Bantuan ke Suriah adalah tanda posisi bangsa dan pemerintah Suriah dengan negara-negara tersebut.

Di sisi lain, Khalid Hobobati, kepala Bulan Sabit Merah Suriah, sambil berterima kasih kepada UEA atas bantuannya, mengumumkan bahwa UEA adalah salah satu negara Arab terdepan di dalam hal bantuan ke Suriah.

Dia menambahkan: Bulan Sabit Merah Emirat terus membantu para korban gempa. Ini adalah bencana nasional dan kami siap menghadapi segala kemungkinan. Kami berharap bantuan ini akan mematahkan sanksi yang dikenakan pada Suriah.

Di sisi lain Konsulat Iran di Aleppo juga menyiapkan sejumlah kendaraan untuk ikut serta dalam pembersihan puing-puing di wilayah terdampak gempa.

Konsulat Iran juga menyiapkan sejumlah truk pengangkut barang bantuan.

Salman Nawab al-Nuri, Konsul Jenderal Republik Islam Iran di Aleppo, menegaskan bahwa Iran selalu mendukung Suriah dan akan memberikan semua bantuan yang memungkinkan untuk meringankan penderitaan rakyat Suriah dan mengatasi akibat gempa.

Al Nuri mengatakan kepada wartawan: Sejak saat-saat pertama setelah gempa dahsyat, konsulat Iran mulai bekerja dan mendistribusikan lebih dari 3000 makanan dan 8000 selimut serta menyediakan 15 ambulans untuk membantu masyarakat.

Al-Nuri menambahkan: Lebih dari 3.000 makanan akan didistribusikan dan bahan bakar akan dipasok ke kendaraan tim penyelamat dan rumah sakit, dan 15 kendaraan akan disiapkan untuk membuang puing-puing.

Sebuah pesawat yang membawa bantuan Libya juga tiba di Bandara Internasional Aleppo pada Selasa malam.

Sedangkan Sekretariat Pemerintah Irak mengumumkan pengiriman 650 ton makanan ke Suriah untuk membantu warga negara ini pasca gempa.

Haider Majid, juru bicara Sekretariat Pemerintah Irak, mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan Irak mengirimkan konvoi yang membawa 650 ton bantuan, termasuk beras, gula, kacang-kacangan dan minyak, ke Suriah.

Sebelumnya, Hayan Abdul Ghani, menteri perminyakan Irak, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa menurut perintah Perdana Menteri Irak Mohammad Shaya’ al-Sudani untuk mengirim bantuan mendesak ke Suriah, sebuah konvoi mobil termasuk 28 truk tanker minyak yang membawa bensin dan solar, selain bantuan lainnya, itu dikirim untuk mendukung saudara-saudara di Suriah dan mendukung mereka setelah terdampak gempa bumi baru-baru ini.

Dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Suriah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: Pejabat pemerintah Amerika, termasuk Samuel Weiberg, juru bicara regional Kementerian Luar Negeri negara ini, dan kedutaan tetap AS di New York dan Jenewa, melanjutkan upaya mereka untuk menyesatkan opini publik dunia, beberapa organisasi, dan rakyat Amerika. Dan mereka berkata: Tidak ada dalam hukum Caesar dan sanksi AS untuk mencegah bantuan kemanusiaan dan pengobatan darurat untuk rakyat Suriah.

Kementerian Luar Negeri Suriah menekankan bahwa perkataan ini tidak ada hubungannya dengan kebenaran dan tidak asing dengan retorika dan perilaku Amerika, oleh karena itu kami akan mengoreksi fakta untuk para pejabat Amerika ini dan lainnya.

Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan: Saat menghadapi bencana gempa bumi, warga Suriah terkadang menggali puing-puing dengan tangan mereka sendiri, karena mereka tidak diperbolehkan menggunakan alat yang dapat memindahkan puing-puing, dan mereka menggunakan alat-alat tua yang paling sederhana untuk menyelamatkan orang yang menangis di bawah reruntuhan, karena mereka dihukum oleh Amerika dan mereka tidak mendapatkan persediaan dan peralatan yang diperlukan.

Kementerian Luar Negeri Suriah lebih lanjut menambahkan: Tim pertahanan dan bantuan sipil Suriah tidak memiliki mekanisme dan peralatan yang diperlukan untuk mengantarkan mereka ke para korban di bawah gedung sepuluh lantai yang hancur total, dan oleh karena itu, dibutuhkan waktu dua kali lebih lama untuk menjangkau korban yang terjebak reruntuhan untuk menyelamatkan mereka atau jasad-jasad para korban untuk mengambil dan menyelamatkan tubuh mereka.

Kementerian Luar Negeri Suriah menunjukkan bahwa warga Suriah kekurangan obat-obatan dan peralatan medis yang dapat membantu mereka dalam menghadapi bahaya dan penyakit, dan alat pengobatan kanker serta obat-obatan adalah bukti terbaiknya.

Baca Juga : Barat Hanya Kirim Bantuan kepada Teroris di Daerah yang Dikuasai Pemberontak

Kementerian Luar Negeri Suriah juga menekankan bahwa para pejabat Amerika dapat berbohong, tetapi gambar-gambar dari daerah yang terkena dampak di Aleppo, Latakia, dan Hama mengungkapkan kebenaran dan terlepas dari semua sanksi ini, warga Suriah menghadapi bencana mereka dengan kekuatan, tekad, dan kesuksesan.

Di sisi lain, Faisal Al-Mekdad, Menteri Luar Negeri Suriah, menegaskan bahwa Damaskus siap mengizinkan pengiriman bantuan ke seluruh wilayah negara, asalkan bantuan tersebut tidak sampai ke tangan kelompok teroris.

Dia mengumumkan: Bantuan yang masuk ke daerah-daerah di bawah kendali kelompok bersenjata dijual oleh kelompok-kelompok ini dengan imbalan menerima uang. Banyak orang terkubur di bawah reruntuhan dan kami membutuhkan kendaraan untuk memindahkan puing-puing dan menyelamatkan mereka.

Dia menambahkan: Pemerintah Suriah belum menerima pesan apa pun dari Turki dan tidak ada koordinasi antara kedua negara yang dilakukan pada tingkat kemanusiaan, meskipun hal ini diinginkan.

Faisal Al-Mekdad menegaskan: Banyak negara Arab yang telah mengirimkan bantuan dan negara lain telah membuat janji.

Dengan menyatakan bahwa banyak negara memiliki hubungan rahasia dengan kami, dia menjelaskan: Pemerintah Suriah menderita standar ganda dalam politik internasional.

Menteri Luar Negeri Suriah menekankan: Banyak negara Barat memberikan jutaan dolar kepada teroris, tetapi pada akhirnya semua upaya dan rencana mereka gagal, dan sekarang mereka ingin melanjutkan hubungan normal dengan Damaskus.

Dengan menekankan bahwa Suriah menentang terorisme, dia mengatakan: Suriah sedang berjuang dengan konsekuensi gempa bumi dan ribuan orang membutuhkan bantuan.

Al-Mekdad menyatakan: Kami sekarang menghadapi situasi kemanusiaan yang sulit, jika negara-negara Barat tidak memenuhi tanggung jawab kemanusiaannya, masyarakat akan menjauhkan diri dari mereka. Perubahan sedang terjadi di dunia dan kebijakan Barat akan jatuh. Peristiwa-peristiwa yang terjadi membuktikan bahwa mereka hanya mencari kepentingan sendiri, dan sanksi-sanksi Amerika mencegah apapun, termasuk pembelian obat untuk Suriah.

Dengan menyatakan bahwa melalui duta besar, Suriah telah meminta semua negara di dunia untuk mengirim bantuan ke Suriah, dia mengatakan: Berapa pun jumlah bantuannya, Suriah membutuhkan lebih banyak bantuan.

Sekali lagi dengan menunjukkan bahwa sanksi Amerika Serikat menciptakan hambatan dan tidak mengizinkan pembelian obat, Al-Mekdad menekankan: Berbicara kepada Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, kami katakan, apakah pemerintah Suriah tidak membuka penyeberangan untuk masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai kelompok bersenjata?!

Baca Juga : Ansarullah Serukan Pencabutan Pengepungan terhadap Rakyat Suriah

Dia menambahkan: Bantuan yang masuk ke wilayah yang dikuasai kelompok bersenjata dijual kepada masyarakat. Negara-negara Barat hanya menyalurkan bantuan kepada kelompok-kelompok teroris.

Tentang klaim rezim Zionis Israel mengenai permintaan bantuan dari Suriah, Menlu Suriah juga mengatakan: Suriah tidak menganggap Israel sebagai sebuah negara, tetapi menganggapnya hanya sebagai rezim Zionis. Jangan memancing dari air berlumpur. Banyak aksi-aksi terorisme oleh Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok teroris lainnya dilakukan melalui Israel.

 

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here