Dukungan Barat kepada Israel Ungkap Wajah Asli Mereka

Dukungan Barat kepada Israel Ungkap Wajah Asli Mereka

Damaskus, Purna Warta Menteri Luar Negeri Suriah dalam pidatonya menekankan bahwa dukungan negara-negara Barat dan para pemimpinnya terhadap kejahatan rezim Zionis Israel mengungkapkan wajah, kebohongan, dan kemunafikan mereka yang sebenarnya.

Menurut kantor berita resmi Suriah, SANA, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Al-Mekdad menekankan: “Benjamin Netanyahu, perdana menteri rezim pendudukan Israel, menghancurkan Jalur Gaza dan membunuh lebih dari 12.000 anak-anak dan lebih dari 8.000 wanita di Gaza.”

Baca Juga : Al-Houthi Tekankan Partisipasi dalam Unjuk Rasa Dukung Gaza

Al-Mekdad menulis melalui akun pengguna Kementerian Luar Negeri Suriah di “X”: “Yang lebih berbahaya dari kejahatan Netanyahu adalah dukungan banyak pemimpin Uni Eropa, parlemen, dan dukungan buta Washington terhadapnya.”

Dia menambahkan: “Semua orang tahu bahwa sebagian besar tindakan para pemimpin Uni Eropa adalah bentuk kemunafikan dan kebohongan, dan pembelaan mereka terhadap kejahatan Netanyahu menyebabkan mereka tersingkir; Isu yang menunjukkan bahwa hak dan cita-cita suatu bangsa ibarat boneka kecil di tangan Zionisme dan para musuh.”

Al-Mekdad juga menekankan: “Netanyahu, si pembunuh, melanggar semua hukum dan melanggar hukum internasional, hukum humaniter internasional, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Piagam PBB, hak anak, hak perempuan, demokrasi, perlucutan senjata dan perdamaian.”

Dengan dimulainya serangan agresif rezim Zionis Israel di Jalur Gaza, negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, memainkan peran utama dalam agresi tersebut dengan memberikan berbagai bantuan.

Pada tanggal 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi “Badai Al-Aqsa” dari Gaza (Palestina selatan) melawan posisi rezim Israel, dan akhirnya, setelah 45 hari pertempuran dan konflik, pada tanggal 24 November 2023, gencatan senjata sementara selama empat hari atau jeda pertukaran tahanan antara Hamas dan rezim Zionis ditetapkan.

Baca Juga : Simulasi Serangan terhadap Pembangkit Listrik Dimona

Jeda perang ini berlanjut selama tujuh hari, dan akhirnya, pada Jumat pagi, 1 Desember 2023, gencatan senjata sementara berakhir dan rezim Israel melanjutkan serangan terhadap Gaza.

Untuk membalas serangan “Badai Al-Aqsa”, mengkompensasi kekalahannya dan menghentikan operasi perlawanan, rezim ini telah menutup penyeberangan Jalur Gaza dan membombardir daerah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *