Tehran, Purna Warta – Salah satu prinsip dasar kebijakan luar negeri Iran adalah memberikan dukungan kepada rakyat Palestina dan kelompok perlawanan, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, seraya menekankan bahwa pendekatan yang tidak tergoyahkan ini tidak akan berubah setelah kehilangan presiden dan menteri luar negeri baru-baru ini.
Baca Juga : WSA: Output Baja Mentah Iran Naik $7.2% dalam Periode 4 Bulan
Berbicara kepada wartawan pada konferensi pers mingguan pada hari Senin, Nasser Kanaani mengatakan kehadiran lebih dari 60 delegasi asing tingkat tinggi di Teheran dalam upacara peringatan mendiang Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian menggambarkan posisi regional dan internasional Iran yang luar biasa.
Presiden dan menteri luar negeri Iran, bersama enam orang lainnya, tewas dalam kecelakaan helikopter di barat laut Iran pada 19 Mei.
Juru bicara tersebut mencatat bahwa kehilangan tragis presiden dan menteri luar negeri tidak akan mengganggu dukungan teguh Iran terhadap Palestina.
Mendukung perlawanan bangsa Palestina terhadap rezim Zionis didasarkan pada prinsip Revolusi Islam, kata Kanaani, seraya menekankan bahwa Iran akan terus mendukung Palestina, arus perlawanannya, dan hak-hak rakyatnya.
Baca Juga : Jenderal Iran: Iran Berpegang pada Kebijakan Persahabatan dengan Pakistan
“Mendukung bangsa Palestina adalah kewajiban moral dan tanggung jawab internasional,” juru bicara tersebut menggarisbawahi.
Menegaskan kembali komitmen Iran terhadap interaksi konstruktif dengan negara-negara regional dan ultra-regional, ia mengatakan kebijakan strategis yang diambil oleh mendiang presiden dan menteri luar negeri tersebut bertujuan untuk menghilangkan kesalahpahaman dan memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga.
“Kami berharap kehati-hatian para pemimpin kawasan akan memperluas hubungan antar negara kawasan,” tambah Kanaani.
Dia juga menyambut baik kesediaan Bahrain untuk memulihkan hubungan dengan Teheran, dan mengucapkan terima kasih kepada raja dan menteri luar negeri negara Teluk Persia tersebut karena telah menyampaikan belasungkawa kepada Iran.
Baca Juga : Iran dan Oman Bahas Masalah Regional dan Krisis Gaza
Dalam pertemuan dengan presiden Rusia di Moskow pada 23 Mei, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa mengatakan tidak ada alasan untuk menunda dimulainya kembali hubungan diplomatik antara kerajaan dan Iran.
Raja Hamad menambahkan bahwa Bahrain berharap dapat meningkatkan hubungannya dengan Iran.