Beirut, Purna Warta – Pasukan Israel diserang di Eritrea dengan laporan yang mengatakan serangan rudal tersebut menyebabkan terbunuhnya seorang perwira senior di tengah perang yang sedang berlangsung antara kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan rezim Israel.
Baca Juga : Presiden Brasil: Yang Terjadi di Gaza Bukan Perang, Melainkan Genosida
Jaringan berita televisi berbahasa Arab Lebanon al-Mayadeen, mengutip sumber-sumber militer, melaporkan perkembangan tersebut pada hari Kamis dan mengatakan dua serangan rudal dilakukan terhadap pasukan Israel yang ditempatkan di Eritrea.
“Serangan pertama terjadi di pangkalan Israel di Kepulauan Dahlak, dan serangan lainnya menargetkan puncak tertinggi Gunung Amba Suir, yang digunakan pasukan Israel sebagai pos pengamatan di Laut Merah,” kata jaringan berita tersebut.
Sumber tersebut mengatakan Kepulauan Dahlak adalah pangkalan terbesar pasukan Israel di luar negeri dan menampung armada udara rezim yang mencakup puluhan jet tempur.
Sumber tersebut juga mengkonfirmasi pembunuhan seorang perwira senior militer Israel dalam serangan itu. Sejauh ini belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan pihak berwenang Israel belum mengomentari laporan tersebut.
Selama 21 hari terakhir, mesin perang Israel telah aktif beroperasi melawan warga sipil Palestina di seluruh Jalur Gaza yang terkepung.
Pada tanggal 7 Oktober, kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas melancarkan operasi terbesar mereka terhadap Israel selama bertahun-tahun dalam serangan mendadak, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa, sebagai tanggapan atas kejahatan intensif rezim pendudukan terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Khatib Jumat Tehran: Badai al-Aqsa Menandai Titik Balik Sejarah Perlawanan Palestina
Sejak itu, Israel terus melakukan pemboman tanpa henti terhadap Gaza. Korban tewas di Gaza sejak dimulainya agresi Israel telah mencapai lebih dari 7.000 orang dan lebih dari 18.000 orang terluka.
Tel Aviv juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat wilayah yang terkepung itu mengalami krisis kemanusiaan.