Beirut, Purna Warta – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, dan mendesak penghormatan terhadap keselamatan personel PBB karena operasi Israel di wilayah tersebut semakin intensif.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu, Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang “mengecam beberapa insiden yang berdampak pada posisi Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan melukai pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dalam beberapa minggu terakhir.”
Dewan menekankan perlunya pihak-pihak yang terlibat dalam perang di Lebanon untuk memastikan keamanan personel dan fasilitas UNIFIL, dengan menyatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian “tidak boleh menjadi sasaran serangan.”
Israel telah melakukan operasi militer yang berkelanjutan di seluruh Lebanon, dengan kekerasan yang meningkat setelah dimulainya kampanye genosida di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan Israel telah mengakibatkan 3.287 korban jiwa dan 14.222 korban luka sejak tahun lalu.
Pada tanggal 1 Oktober, Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon. Sejak saat itu, posisi UNIFIL telah berulang kali menjadi sasaran, yang memengaruhi kontingen penjaga perdamaian internasional yang terdiri dari lebih dari 10.000 personel sipil dan militer dari 50 negara.
Minggu lalu, UNIFIL mengutuk “penghancuran yang disengaja dan langsung” atas propertinya oleh pasukan Israel, menyebutnya sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.”
DK PBB, dalam pernyataannya, menegaskan kembali “dukungan penuh” untuk UNIFIL dan mengakui kontribusi negara-negara yang memasok pasukan. Dewan juga menyatakan “keprihatinan yang mendalam” atas korban sipil, kerusakan infrastruktur, dan situs budaya di Lebanon, serta meningkatnya jumlah pengungsi internal.
DK PBB menyerukan implementasi penuh Resolusi 1701, yang mengakhiri perang Israel-Lebanon tahun 2006, mendesak semua pihak untuk berkomitmen pada ketentuannya.