Teheran, Purna Warta – Kepala kantor perlindungan kepentingan Iran di Mesir memuji keputusan gerakan perlawanan Hamas untuk tidak hadir dalam putaran baru perundingan di Qatar mengenai gencatan senjata di Gaza, tempat rezim Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.
Baca juga: Penembak Jitu Israel Tewaskan Remaja Palestina di Dekat Al-Quds Timur
Dalam sebuah unggahan di akun X miliknya, diplomat Iran Mohammad Hossein Soltanifar mengatakan Hamas telah mengambil sikap yang “tegas dan benar” dengan memutuskan untuk tidak menghadiri putaran baru perundingan di Doha, yang diikuti oleh pejabat Israel.
Menyindir rezim Zionis karena mengingkari komitmennya, ia menegaskan kembali dukungan Iran bagi bangsa Palestina dan poros perlawanan dalam pemenuhan hak-hak mereka yang sah.
Diplomat itu kemudian merujuk pada pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel di Teheran, seraya mencatat bahwa begitu perlawanan menerima kesepakatan gencatan senjata dan menyetujui pemulangan orang-orang Gaza yang mengungsi sebagai balas dendam atas kesyahidan Haniyeh, maka Iran dapat melepaskan haknya untuk membalas dendam pada tahap itu demi menyelamatkan bangsa Palestina.
Namun, Iran berhak untuk menanggapi perdana menteri Israel dan “klannya”, imbuh Soltanifar, menyamakan Netanyahu, kaum Zionis, dan para pemimpin AS, Prancis, Inggris, Jerman, Kanada, Italia, dan Australia dengan binatang buas.
Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, tewas dalam operasi Israel pada dini hari tanggal 31 Juli.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei telah memperingatkan rezim Israel tentang “tanggapan keras” atas pembunuhan Haniyeh, dan menyebutnya sebagai tugas Republik Islam untuk membalas dendam atas darah pemimpin perlawanan Palestina tersebut.
Sementara itu, para mediator telah mengatur putaran baru pembicaraan di Qatar dalam upaya untuk menghindari eskalasi ketegangan.
Setelah lebih dari 10 bulan pemboman Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, para mediator dari Qatar, Mesir, dan AS telah menghadiri pembicaraan gencatan senjata di Doha.
Baca juga: Iran Peringatkan Ancaman Israel terhadap Umat Islam
Rezim Israel juga menghadiri pembicaraan di Doha, tetapi Hamas belum mengirimkan perwakilannya.
“Melakukan negosiasi baru memungkinkan pendudukan untuk memaksakan kondisi baru dan menggunakan labirin negosiasi untuk melakukan lebih banyak pembantaian,” kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri pada hari Rabu.