Dikritik Karena Berusaha Cuci Tangan, Netanyahu Minta Maaf

Netanyahu

Tel Aviv, Purnawarta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikecam akibat menyalahkan intelejen atas terjadinya peristiwa 7 Oktober. Pernyataan yang diunggah di akun Twitter resminya itu ditulis beberapa jam setelah konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Benny Gantz pada Sabtu (28/10) malam. Cuitan tersebut dihapus setelah mendapat kritikan luas baik dari netizen maupun jajaran petinggi Israel.

Baca Juga : Wakil Menlu: Tidak Ada Batasan Bagi Iran Untuk Bekerja Sama Dengan Negara Lain di Bidang Militer

Netanyahu dinilai berupaya lari dari tanggung jawab dengan menuding intelijen lalai dalam membendung peristiwa 7 Oktober. “Di saat perang seperti ini, seorang pemimpin seharusnya menunjukkan rasa tanggung jawabnya” ujar Gantz. Gantz merupakan salah satu dari tiga petinggi oposisi Israel yang secara sementara bergabung dalam kabinet perang yang dipimpin Netanyahu.

Semenjak peristiwa 7 Oktober meletus, warga Israel mendengar desas-desus bahwa Netanyahu sengaja membiarkan Hamas menyerang Kibbutz sebagai alasan untuk menyerbu Jalur Gaza dengan serangan darat. Tak pelak, Netanyahu membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa terjadinya peristiwa 7 Oktober murni dikarenakan kelalaian intelejen Israel.

Baca Juga : Bagai Hidup di Neraka: Di Koridor Gelap Rumah Sakit di Gaza, para Dokter Berjuang Selamatkan Nyawa

Setelah menerima berbagai kritikan dan kecaman, perdana menteri terlama Israel itu mengaku salah dan meminta maaf atas pernyataan yang ia sampaikan mengenai kelalaian intelejen Israel. “Saya salah. Tidak seharusnya saya mengatakan apa yang saya katakan setelah konferensi pers itu. Untuk itu, saya minta maaf,” tulisnya di laman Twitter resminya pada Minggu (29/10) pagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *