HomeTimur TengahDi Uganda, Iran Serukan Negara Non Blok Dukung Berakhirnya Rezim Zionis

Di Uganda, Iran Serukan Negara Non Blok Dukung Berakhirnya Rezim Zionis

Teheran, Purna Warta Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber telah melakukan perjalanan ke Uganda untuk menghadiri pertemuan puncak Gerakan Non Blok (GNB) yang menurutnya merupakan platform bagi suara-suara independen dan tempat yang kini dianggap sangat penting oleh komunitas internasional dalam mengambil keputusan.

Baca Juga : Menlu Iran Tetap Minta Penasihat Militernya Lanjutkan Misi Anti-Teror di Kawasan

Mokhber tiba di bandara Entebbe Uganda pada Sabtu pagi untuk menghadiri KTT GNB ke-19 di ibu kota Kampala. Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Uganda yang menjadi tuan rumah acara tersebut dan menyoroti kapasitas besar Gerakan Non-Blok.

KTT tersebut diadakan ketika negara non-blok, Afrika Selatan, telah menyeret Israel ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag dengan tuduhan melakukan genosida di Gaza dan menuntut agar pengadilan tinggi PBB memerintahkan gencatan senjata darurat.

Perang tersebut, yang kini memasuki hari ke-106, telah menandai titik balik dalam hubungan kolonial antara filsafat Barat dan seluruh dunia, di mana AS dan Eropa berdiam diri dan membiarkan Israel membantai warga Palestina setiap hari.

Saat berpidato di pertemuan puncak tersebut, Mokhber mengatakan perlunya menciptakan tatanan baru yang berorientasi perdamaian dengan slogan “keamanan untuk semua, ketidakamanan untuk siapa pun”.

Mokhber menolak unilateralisme dan imperialisme, namun mendukung perlawanan terhadap penindasan, dan mengatakan bahwa tindakan apa pun yang diambil oleh rakyat Palestina untuk melawan pendudukan dengan cara apa pun adalah hak yang melekat pada mereka.

Baca Juga : Pertumbuhan Manufaktur Iran Lampaui 164 Negara

Dia mengatakan bahwa “upaya rezim Zionis dan pendukungnya di Barat untuk memproyeksikan perjuangan yang sah ini sebagai tindakan teroris tidak memiliki otoritas hukum dan merupakan tipuan dan penipuan”.

Dia meminta negara-negara GNB untuk mendukung berakhirnya pendudukan Israel, kembalinya pengungsi dan referendum untuk menciptakan perdamaian yang stabil dan adil di Palestina serta mengutuk dan menghentikan pembunuhan rakyat Gaza oleh rezim Zionis.

Mokhber juga mengatakan sanksi sepihak yang dilakukan AS dan beberapa negara lain merupakan contoh nyata terorisme ekonomi. Dia mengatakan negara-negara merdeka dan bebas di dunia tidak menerima kekerasan, pemaksaan dan penghinaan.
Setibanya di Kampala, Mokhber menyatakan bahwa negara-negara anggota GNB dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan internasional, khususnya dalam hal politik dan ekonomi.

“Gerakan Non-Blok (GNB) memproyeksikan suara negara-negara merdeka di dunia. Saat ini, negara-negara besar memberikan perhatian besar terhadap keputusan dan kebijakan yang diambil dalam aliansi yang dibentuk di antara negara-negara berkembang,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Salah satu tujuan Republik Islam Iran dalam pengembangan hubungan internasional adalah untuk menghargai multilateralisme dan berpartisipasi aktif dalam forum-forum besar regional dan internasional yang inklusif seperti GNB.”

Baca Juga : Sistem Pertahanan Udara Iran Sukses Hancurkan Target dalam Latihan Gabungan

Selain menyampaikan pidato di KTT tersebut, Mokhber berencana untuk melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara peserta, terutama negara-negara Afrika.

Presiden Iran Ebrahim Raisi telah menekankan perlunya meningkatkan hubungan dengan negara-negara Afrika, dan menggambarkan benua ini sebagai lahan peluang yang potensinya tidak boleh diabaikan.

“Kami menghargai hubungan kami dengan benua Afrika, seperti yang kami lakukan dengan negara-negara Asia dan kawasan lainnya, dan kami tidak boleh mengabaikan benua ini, yang penuh dengan peluang,” kata Raeisi di Bandara Mehrabad di Teheran pada 14 Juli tahun lalu. kembali dari tur Afrika, yang membawanya ke Kenya, Uganda dan Zimbabwe.

KTT GNB ke-19 yang dipimpin oleh Uganda diadakan dengan tema “Memperdalam Kerja Sama untuk Kemakmuran Global Bersama” dan mempertemukan lebih dari 120 negara berkembang pada sebuah platform yang memiliki makna sejarah yang sangat penting.

Baca Juga : Raisi: Pembunuhan Penasihat IRGC oleh Israel Tidak akan Dibiarkan Begitu Saja

Sekitar 4.000 tamu dari berbagai negara anggota diperkirakan menghadiri pertemuan puncak yang berupaya mengatasi masalah-masalah global yang mendesak dan membina kerja sama antarnegara anggota. Gerakan Non-Blok merupakan kelompok negara terbesar di luar PBB, sehingga menjadikannya pemain peran penting dalam urusan global dan multilateral.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here