Di Bawah Tekanan Lobi Pro Israel, Meta Hapus Akun IG Pemimpin Besar Iran

Di Bawah Tekanan Lobi Pro Israel, Meta Hapus Akun IG Pemimpin Besar Iran

Tehran, Purna Warta Meta Platforms, Inc, perusahaan Amerika yang menjalankan dan memiliki Instagram, telah menghapus akun milik Pemimpin besar Revolusi Islam Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei di platform media sosial tersebut.

Baca Juga : Komandan Militer Iran: AU Iran Mainkan Peran Penting dalam Menjaga Negara

Perusahaan menghapus akun pemimpin besar Iran yang berbahasa Persia dan Inggris pada hari Kamis (8/2). Langkah ini dilakukan setelah berbulan-bulan gencarnya kampanye oleh kelompok-kelompok pro-Israel, yang dikenal memiliki pengaruh besar dan campur tangan dalam proses pengambilan keputusan besar di Amerika Serikat, sekutu terbesar rezim Israel.

Meta telah terlibat dalam penghapusan konten pro-Palestina di Instagram dan Facebook, yang juga dimiliki oleh perusahaan tersebut, sejak 7 Oktober 2023, ketika rezim Israel memulai perang genosida terhadap Jalur Gaza.

Perusahaan tersebut telah menyensor ratusan contoh konten semacam itu di tengah meningkatnya seruan para pendukung Palestina untuk menghentikan serangan militer yang sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 27.840 orang, sebagian besar perempuan, anak-anak, dan remaja.

Penghapusan tersebut terjadi pada hari yang sama ketika Imam Ali Khamenei mengatakan bahwa insiden bencana yang sedang berlangsung di Jalur Gaza adalah sebuah tragedi bagi dunia Muslim dan seluruh umat manusia.

Sebelum dihapus, akun Leader berbahasa Persia memiliki lebih dari 5,1 juta pengikut, sedangkan akun berbahasa Inggris diikuti oleh 204.000 orang.

Namun baik Instagram maupun Facebook, tidak menargetkan akun apa pun milik pejabat Israel, yang menyerukan intensifikasi agresi mematikan rezim terhadap warga Palestina, dan kelanjutan kampanye militer hingga “kemenangan.”

Baca Juga : Pernyataan Centcom tentang Serangan di Yaman

Sementara itu, sejalan dengan peraturan Facebook, politisi harus “mematuhi” “standar komunitas” platform media sosial tersebut, dan menahan diri untuk tidak “menghasut kekerasan” atau menyampaikan “perkataan yang mendorong kebencian.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *