Teheran, Purna Warta – Juru bicara Dewan Konstitusi Iran menunjuk pada “persaingan serius” dalam pemilihan presiden yang sedang berlangsung.
Baca juga: Pilpres Iran: Jam Pemungutan Suara Diperpanjang Ketiga Kalinya di Tengah Tingginya Jumlah Pemilih
Berbicara kepada wartawan setelah memberikan suaranya pada hari Jumat, Hadi Tahan Nazif mengatakan “persaingan serius” telah terbentuk di tengah kampanye pemilihan presiden selama beberapa hari terakhir.
Ia mencatat bahwa proses pemilihan yang bebas masalah telah berlangsung sejak pukul 8 pagi waktu setempat di seluruh Iran dan di sebanyak 95 negara asing.
Juru bicara itu juga menyatakan harapan bahwa partisipasi pemilih yang tinggi akan berkontribusi pada martabat dan kekuatan Iran.
Tempat pemungutan suara di seluruh Iran dibuka pada pukul 8 pagi waktu setempat dan akan terus menerima pemilih selama sepuluh jam. Namun, Kementerian Dalam Negeri dapat memperpanjang periode pemilihan jika diperlukan.
Lebih dari 61.450.000 pemilih Iran yang memenuhi syarat dapat mengambil bagian dalam pemilihan umum yang sedang berlangsung di dalam negeri dan luar negeri.
Ada empat kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum, termasuk Saeed Jalili, Mostafa Pourmohammadi, Mohammad Baqer Qalibaf, dan Masoud Pezeshkian. Dua calon lainnya, Alireza Zakani dan Amir Hossein Qazizadeh Hashemi keluar dari persaingan pada hari Rabu dan Kamis.
Para kandidat telah dipilih oleh Dewan Konstitusi dari 80 pelamar yang mencalonkan diri sebagai presiden.
Pemerintahan baru, yang ke-14 setelah kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, akan mengambil alih kekuasaan pada akhir Juni atau awal Juli dan menjabat selama empat tahun.
Pemungutan suara berlangsung setahun lebih cepat dari jadwal, karena Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia pada bulan Mei.
Baca juga: Pemungutan Suara Ditutup dan Penghitungan Suara Dimulai dalam Pemilihan Presiden Iran
Sebuah helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongannya jatuh di hutan pegunungan barat laut pada 19 Mei, menewaskan presiden, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam orang lainnya.