Damaskus, Purna Warta – Ratusan orang turun ke jalan di Idlib, di barat laut Suriah, yang diduduki oleh kelompok Tahrir Al-Sham, melawan tindakan semena-mena kelompok teroris ini.
Kota Idlib dan desa-desa sekitarnya menyaksikan demonstrasi rakyat pada hari Jumat dan hari Sabtu menentang aturan kelompok teroris Tahrir Al-Sham dan penangkapan sewenang-wenang yang mereka lakukan.
Baca Juga : Dinas Pertanian Sa’dah Berhasil Produksi Apel Manis Varietas Baru
Sebagian provinsi ini, termasuk kota Idlib, masih berada di bawah pendudukan kelompok Hay’at Tahrir Al-Sham (sebelumnya Jabhat Al-Nusra). Tentara Suriah berhasil membebaskan banyak bagian provinsi Idlib pada awal tahun 2020.
Menurut situs web Enab Baladi, ratusan penduduk kota Idlib dan desa serta kota sekitarnya berpartisipasi dalam berbagai demonstrasi pada Jumat sore, 19 Juni dengan tema Tiran tidak memiliki legitimasi.
Desa Deir Hassan, kota Al-Fu’ah di utara Idlib, kota Al-Bab di utara provinsi Aleppo, kota Soran di pinggiran Aleppo dan kamp Atmeh dan Al-Dana menyaksikan protes warga ini.
Mereka menuntut pembebasan semua tahanan, terutama anggota Partai Tahrir, dan meneriakkan penangkapan sewenang-wenang dan penindasan terhadap rakyat harus diakhiri.
Baca Juga : Suriah Kutuk Serangan Rezim Israel di Lebanon
Pada tahun 2017, kelompok Tahrir Al-Sham membentuk sebuah kelompok yang disebut “Pemerintahan Keselamatan” di daerah-daerah yang didudukinya untuk memiliki lembaga atau organisasi semi-otonom di bawah pengawasannya. Meskipun organisasi ini berusaha menampilkan dirinya sebagai pemerintahan sipil, akan tetapi kota Idlib dan daerah sekitarnya terkadang menyaksikan demonstrasi rakyat menentang represi dan tindakan sewenang-wenang dari “Pemerintahan Keselamatan” tersebut.
Protes pada hari Jumat meningkat setelah sejumlah wanita yang tinggal di Idlib melaporkan dalam sebuah video yang tersebar di jejaring sosial tentang masuknya elemen-elemen Tahrir Al-Sham secara ilegal ke rumah-rumah mereka dan melakukan penodaan terhadap anggota keluarga serta melakukan penangkapan terhadap para lelaki penghuni rumah mereka, dan menuntut agar penduduk Idlib tidak diam tentang tindakan ini.
Sebagian besar tahanan baru-baru ini adalah anggota Partai Al-Tahrir (sebuah partai politik yang didirikan pada tahun 1953 yang menyerukan pembentukan kekhalifahan Islam dan penghapusan batas geografis). Anggota partai Al-Tahrir (Hizb At-Tahrir) menuduh kelompok “Hay’at Tahrir Al-Sham” melakukan tindakan membungkam mulut dan menindas.
Baca Juga : Iran dan Suriah Tekankan Implementasi Kesepakatan Bersama
Kelompok teroris Tahrir Al-Sham menguasai bagian utara Idlib dan Aleppo dalam situasi di mana krisis Suriah telah mencapai tahap akhir dan semuanya berjalan sesuai keinginan pemerintah Suriah. Menurut para pengamat, Damaskus tidak akan mentolerir teroris Salafi yang hadir di barat laut Suriah, dan cepat atau lambat tentara Suriah akan mendatangi mereka.