Demonstran Israel Alami Diskriminasi di Tempat Umum

Israel

Tel Aviv, Purna Warta – Dua orang demonstan anti pemerintah Israel mengalami diskriminasi di sejumlah tempat umum seperti kafe dan stasiun akibat pandangan politik yang dimilikinya. Orang pertama mengatakan dirinya tidak mendapatkan pelayanan saat berada di sebuah kafe di Tel Aviv sedang yang kedua dilarang menaiki kereta api karena menggunakan baju bertulisan ‘Rise up, Israel!’ -bangkit Israel!.

Keduanya menghadiri demonstrasi anti pemerintah di alun-alun Habima Tel Aviv pada Sabtu (7/1) malam. Aksi tersebut digelar untuk memprotes keputusan kontroversial Perdana Menteri Israel yang berencana merombak sistem peradilan Israel dan hasil kesepakatan koalisi dengan blok zionis relijius ekstrim yang dinilai sama saja dengan melegalkan diskriminasi terhadap wanita, warga Arab dan komunitas LGBTQ.

Baca Juga : Oxfam: Inggris dan AS Pemasok Senjata yang Telah Membunuh Warga Sipil di Yaman

Keduanya menceritakan pengalaman diskriminasinya melalui laman Facebook pribadinya. Tami Guy menceritakan bahwa setelah demonstrasi, ia bersama teman-temannya duduk di teras kafe Landwer’s Habima. Ketika ia masuk ke kafe menuju kamar mandi, manajer kafe tersebut menghalanginya dan mengatakan bahwa ia tidak boleh menggunakan kamar mandi tersebut karena ‘tempat ini hanya diperbolehkan untuk pendukung Bibi (nama panggilan Benjamin Netanyahu)’.

Setelah itu, Guy dan teman-temannya beranjak dan pergi dari kafe tersebut. Gilad Kariv, anggota parlemen Israel dari partai buruh yang juga berada di kafe itu setelah mengikuti demonstrasi juga pergi dari kafe tersebut setelah mendengar apa yang terjadi pada Guy. “Kami tidak akan mendukung orang-orang jahat yang berpikir bahwa diskriminasi itu tidak apa-apa,” tulisnya.

Tali Ostrowsky, seorang demonstran lain melalui laman Facebooknya menceritakan pengalaman diskriminatifnya. Ia mengaku ditahan oleh staff penjaga di stasiun Tel Aviv karena menggunakan baju ‘provokatif’ yang didesain organisasi akar rumput Kumi Israel. Organisasi tersebut memiliki peran sentral dalam mengelola aksi protes menentang Netanyahu sepanjang tahun 2020 hingga 2021 di Balfour.

“Apa kamu baru saja ikut demonstrasi?” tanya staf penjaga tersebut pada Ostrowsky. “Kenapa bajumu beda sendiri?” tambahnya. Ostrowsky menjawab dengan nada frustasi: “Mana aturan yang mengatakan baju mana yang boleh dan tidak boleh saya kenakan?” staff kedua mengatakan “Ada aturan yang menyatakan bahwa keteraturan publik harus dijaga.” Ostrowsky sempat ditahan beberapa saat sebelum akhirnya diperbolehkan naik kereta setelah manajer stasiun turun tangan.

Baca Juga : Sana’a Kecam Majalah Charlie Hebdo

Baik pihak kafe maupun stasiun angkat suara menanggapi pos yang menuai kecaman di dunia maya tersebut. CEO Café Landwer Ofer Koren pada Channel 12 mengatakan bahwa insiden tersebut memang benar adanya namun menyalahi kebijakan pihak kafe. Koren meminta maaf pada siapapun yang tersinggung akibat insiden tersebut. Ia mengatakan bahwa politik bukan ruang lingkup mereka.

Sementara itu, pihak Perusahaan Kereta Api Israel membantah segala bentuk diskriminasi dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh staff penjaga merupakan bagian dari kebijakan mereka yang menyatakan bahwa penumpang dilarang melakukan aksi protes di kereta. Karena itu mereka juga dilarang untuk menggunakan segala sesuatu yang umumnya digunakan dalam demo seperti tanda, banner, bendera bahkan pakaian dengan tulisan tertentu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *