Teheran, Purna Warta – Saat Iran bersiap untuk pemilihan presiden putaran kedua pada hari Jumat mendatang, kedua kandidat tampil dalam debat terakhir yang disiarkan televisi untuk memaparkan rencana mereka dalam penyelesaian krisis ekonomi.
Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili, dua kandidat yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan presiden nasional pada tanggal 28 Juni, saling berhadapan dalam debat satu lawan satu terakhir pada Selasa malam untuk membahas ekonomi.
Baca juga: Warga Iran yang Ditahan Ilegal di Prancis Telah Dibebaskan
Kedua kandidat bergantian membahas topik seputar kebangkitan kembali Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pencabutan sanksi, interaksi ekonomi dengan dunia, pembatasan likuiditas dan penurunan inflasi, penyediaan lapangan kerja, kebijakan perumahan, kemungkinan kenaikan harga bahan bakar, penanganan masalah pasar saham, pengurangan kemiskinan, industri otomotif dan impor mobil, serta pemberantasan korupsi.
Pezeshkian memperoleh 42,45% suara, sementara kandidat kedua, Jalili, memperoleh 38,61% suara.
Pemilihan umum di seluruh negeri berlangsung setahun lebih cepat dari jadwal, karena Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia pada bulan Mei.
Sebuah helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongannya jatuh di hutan pegunungan barat laut pada tanggal 19 Mei, menewaskan presiden, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam orang lainnya.