Purna Warta – Hari ini, Sabtu (30/10), Kuwait memulangkan Duta Besarnya dari Lebanon dan mengumumkan tenggat waktu 48 jam kepada Dubes Beirut untuk meninggalkan Kuwait City.
Masalah panas dimulai dari pemberitaan media akan isi pernyataan Menteri Perhubungan Lebanon, George Kurdahi, tentang perang Yaman yang diprakarsai oleh koalisi pimpinan Riyadh dalam 8 tahun terakhir.
Pernyataan dikeluarkan sebelum Kurdahi ditunjuk sebagai Menteri di pemerintahan baru pimpinan PM Najib Mikati. Kala itu Kurdahi menyatakan, “Satu agresi brutal ke Yaman dalam 8 tahun terakhir, harus segera dihentikan. Yang dilakukan oleh warga Yaman adalah haknya dalam membela dan saya menghormati keteguhan bangsa Yaman dalam menghadapi agresi ini.”
Media-media Beirut dekat dengan Istana Riyadh langsung memprotes dan mengkritik pernyataan Kurdahi. Bahkan beberapa sumber dekat dengan Saudi menyebut pernyataan tersebut akan menjadi faktor krisis diplomatik antara Beirut-Riyadh.
Kerajaan Saudi jengah mendengar pernyataan salah satu Menteri pemerintahan Najib Mikati ini. Riyadh langsung memanggil Dubesnya yang di Beirut dan memberikan tenggat waktu ke Dubes Lebanon untuk enyah dari ibukota Riyadh.
Kebijakan ini juga dibuntuti oleh Kuwait. Dalam pernyataan resminya, Kuwait City menyatakan bahwa keputusan diambil karena pernyataan negatif tentang Saudi dan nihilnya langkah positif dalam mencegah penyelundupan ke negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia.
Pemerintah Kuwait juga memberikan tenggat waktu 48 jam atau dua hari kepada perwakilan Beirut untuk meninggalkan Kuwait City.
Dilaporkan pula bahwa Bahrain juga pasang badan membela keputusan Saudi dan mengusir Dubes Lebanon di negaranya.