Tel Aviv, Purnawarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikritik akibat picu kepanikan setelah ia berpidato pada hari Shabbat. Ini adalah pertama kali seorang Perdana Menteri Israel berpidato pada hari Shabbat sejak PM Yitzhak Rabin pada tahun 1994. Saat itu, Rabin berbicara soal upaya penyelamatan tentara Israel bernama Nachshon Wachsman yang diculik. Upaya tersebut berakhir dengan kegagalan.
Baca Juga : Berpidato pada Shabbat, Netanyahu Justru Dikritik Habis
Dalam pidatonya yang singkat, Netanyahu menyemangati warganya dan memberi laporan singkat terkait kondisi terkini dari medan perang. Ia menjanjikan kemenangan Israel atas Hamas selagi persenjataan, dukungan dan bala bantuan dari sekutu Israel seperti Amerika Serikat telah tiba. Meski begitu, ia enggan menjelaskan lebih detail terkait apa yang akan dilakukan militer Israel kedepannya. “ini baru permulaan” ujarnya.
“Saya tahu, kita tidak akan melupakan kejahatan yang dilakukan musuh-musuh kita ini. Kita juga tidak akan pernah memaafkan mereka. Kita tidak pula akan membiarkan dunia atau siapapun melupakan kejahatan ini. Kejahatan yang mereka lakukan ini tidak pernah terjadi terhadap bangsa Yahudi selama beberapa dekade terakhir,” tambahnya.
Baca Juga : Assad dan Amir Abdollahian Bahas Palestina
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid mengkritik keras Netanyahu setelah pidatonya berakhir. Menurutnya, jika hanya untuk sekedar memberi semangat dan menyampaikan informasi secara umum ia tidak perlu turun langsung untuk berpidato. Kabar Netanyahu berpidato pada hari Shabbat membuat warga Israel heboh dan panik. Mereka khawatir akan terjadinya hal yang sangat serius sehingga Perdana Menteri sendiri yang berpidato.
“Tindakannya (Netanyahu) tidak bisa diterima,” ujar Lapid. “Ia tidak perlu turun langsung berpidato jika yang disampaikan itu bukan hal baru, bukan pula perkembangan soal tawanan, upaya penyelamatan dan evakuasi atau medan utara (konflik dengan Hezbollah)” tambahnya.
Netanyahu juga menuai kecaman di dunia maya. para pengguna media menyebut pidato tersebut ‘tidak berguna’, ‘sia-sia’ dan ‘bodoh’. Netizen juga menyebut pidato itu sebagai bukti bahwa Netanyahu tidak memiliki hubungan emosional dengan warganya dan ia berusaha lari dari tanggung jawabnya yang sebenarnya.
Baca Juga : Serangan Israel Tewaskan 1 Jurnalis, 6 Lainnya Luka-Luka
Shabbat atau hari Sabtu merupakan hari ketujuh dalam sistem minggu Yahudi. Hari ini merupakan hari libur dan istirahat sebagaimana dalam kepercayaan Yahudi bahwa Tuhan menciptakan bumi dan langit selama enam hari dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Pada hari ini, umat Yahudi menjalankan amalan-amalan khusus serta dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang ditentukan dalam Halakha -syariat agama Yahudi.