Damaskus, Purna Warta – Presiden Suriah, Bashar Assad, menegaskan bahwa Suriah tengah melakukan upayanya untuk membuka jalan bagi kembalinya para pengungsi ke tanah air mereka.
Presiden Suriah tersebut menyambut delegasi Rusia yang dipimpin oleh Alexander Lavrentyev, utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin, ke Damaskus pada hari Senin (26/7).
Selama kunjungan tersebut, Presiden Suriah berterima kasih kepada Rusia atas bantuan kemanusiaan dan medisnya, serta atas vaksin Corona yang dikirim ke Suriah.
Baca Juga : Pelanggaran Gencatan Senjata di al-Hudaidah oleh Koalisi Agresor Saudi
Ia mengatakan, bantuan besar yang diberikan Rusia kepada rakyat Suriah di berbagai bidang, termasuk upaya memulangkan para pengungsi Suriah, sangat berharga.
Bashar Assad menambahkan bahwa Suriah terus bekerja untuk mengembalikan pengungsi dengan membangun kembali infrastruktur yang dihancurkan oleh teroris.
Pemerintah Suriah berupaya memulihkan keamanan dan stabilitas di daerah-daerah yang dibebaskan sehingga para pengungsi dapat kembali ke kota dan desa mereka lebih cepat.
Dalam pertemuan tersebut, Lavrentyev mencatat kesiapan negaranya untuk terus bekerja sama dengan Suriah untuk mengurangi tantangan dan masalah yang dapat menghambat kembalinya para pengungsi.
Baca Juga : Pemindahan Sejumlah Tahanan Guantanamo ke Yaman oleh UEA
Dia menyatakan keyakinannya bahwa Damaskus dan Moskow akan mencapai hasil nyata dalam kerangka kerja ini untuk menyediakan kondisi yang sesuai untuk kembalinya pengungsi Suriah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan pada konferensi bersama Rusia-Suriah tentang kembalinya pengungsi di Damaskus bahwa tekanan Barat telah menghambat kembalinya pengungsi Suriah.
Menurut kantor berita resmi Suriah (SANA) menteri luar negeri Suriah mengatakan bahwa,
Motif politik berada di balik tindakan negara-negara barat ini dan ia lebih lanjut menganggapnya bertentangan dengan tujuan dan piagam PBB.
Faisal Miqdad menambahkan, “Beberapa organisasi internasional terlibat dalam mendorong warga Suriah untuk tidak kembali ke negara itu dan penggambaran Suriah yang menyesatkan. Sementara itu, pemerintah Suriah telah melakukan upaya ekstensif untuk mengembalikan para pengungsi dan mempersiapkan situasi yang sesuai dengan bantuan negara sahabat dan PBB.”
Baca Juga : Duta Besar Suriah di Teheran: Hubungan dengan Iran Kuat dan Tak Tertandingi
Menteri Luar Negeri Suriah menekankan, “Negara-negara yang bekerja untuk mempolitisasi masalah pengungsi Suriah adalah negara-negara yang telah menyeret negara itu ke blokade ekonomi brutal, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.”
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Damaskus, Alexander Yefimov, berbicara pada pertemuan koordinasi gabungan Rusia-Suriah, mengatakan Moskow berusaha untuk sepenuhnya menghilangkan sel-sel teroris, mengakhiri kehadiran militer ilegal pasukan asing di tanah Suriah dan membangun kembali negara yang dilanda perang. Moskow sepenuhnya mendukung Damaskus.
Yefirmov mengatakan, “Seperti yang Anda ketahui, Rusia memiliki peran besar dalam menyelesaikan tugas-tugas yang disebutkan di atas. Kami meminta semua elemen-elemen asing untuk mendukung kami di jalan ini.”
“Kami secara alami mengikuti jalan kerjasama politik yang erat dengan Damaskus, mempertahankan kedaulatan, persatuan nasional dan integritas teritorial, serta hak warga Suriah untuk menentukan masa depan negara mereka,” lanjutnya.
Baca Juga : Riyadh & Tel Aviv Sama-Sama Cemas atas Perubahan Sikap Rusia di Suriah
Diplomat Rusia itu mengatakan Rusia dan Suriah saat ini memiliki beberapa rencana bersama yang dapat membantu dalam rekonstruksi pasca perang dan memperkuat stabilitas ekonomi nasional Suriah di tengah blokade ekonomi terhadap negara tersebut.
Menurut statistik tidak resmi, sekitar enam juta pengungsi Suriah berada di luar negeri, sebagian besar di Turki, Yordania, Lebanon, dan Irak.