Manama, Purna Warta – Pemerintah Bahrain menahan serta menganiaya sejumlah warganya yang melakukan demonstrasi mendukung Palestina. Lembaga pengawas HAM, Human Rights Watch (HRW) pada Jumat (22/12) melaporkan pemerintah Manama bahkan menahan mereka yang menunjukkan dukungannya terhadap Palestina di dunia maya termasuk anak-anak.
Baca Juga : UNICEF: 80% Anak-anak di Gaza Alami Kekurangan Gizi Akut
HRW mengatakan bahwa per 15 Desember, Bahrain setidaknya telah menahan 57 orang termasuk 25 anak-anak. 36 di antaranya, termasuk 23 anak-anak masih belum dilepas hingga sekarang. “Manama sangat takut terhadap tuntutan masyarakatnya sendiri sampai-sampai mereka tidak mampu melihat anak-anak berunjuk rasa demi kebebasan orang lain, apalagi demi kebebasan mereka sendiri,” ujar peneliti HRW, Niku Jafarnia.
Americans for Democracy and Human Rights in Bahrain (ADHRB) melaporkan bahwa sebagian orang yang ditahan mendapat siksaan fisik dan psikologis untuk membuat mereka mengaku paksa. Salah seorang wanita mengatakan bahwa anaknya yang berusia 15 tahun ditahan padahal ia tidak ikut demonstrasi apapun. Ia dan teman-temannya ditahan polisi anti huru hara di tengah sebuah aksi protes. “Penangkapan tak beralasan ini telah menghancurkan masa depannya,” ujarnya.
Baca Juga : Mesir Puji Peran Iran dalam Membangun Perdamaian di Kawasan
Bahrain merupakan salah satu dari 4 negara Arab yang menormalisasikan hubungan dengan Israel yang diprakarsai Amerika Serikat pada tahun 2020 dengan tajuk The Abraham Accord. “Supresi terhadap suara pro Palestina akhir-akhir ini merupakan contoh supresi sistemik otoritas Bahrain terhadap kebebasan berpendapat, berkeyakinan dan berekspresi,” tulis HRW.