HomeTimur TengahBagheri: Masalah Utama Pembicaraan Adalah Konsekuensi Penarikan AS Dari JCPOA Bukan Nuklir

Bagheri: Masalah Utama Pembicaraan Adalah Konsekuensi Penarikan AS Dari JCPOA Bukan Nuklir

Tehran, Purna Warta Ali Bagheri, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran ketika mengacu pada pembicaraan Wina mendatang mengetakan  bahwa Kami tidak melakukan pembicaraan mengenai nuklir dan masalah utamanya adalah konsekuensi penarikan AS dari JCPOA dan sanksi ilegal negara tersebut.

Ali Bagheri, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran ketika bertemu dengan Philippe Aurora, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Perancis, di Paris kemarin (Selasa, 9/11) pada agenda kunjungannya ke beberapa negara Eropa mengatakan bahwa “Seperti yang Anda tahu, Perancis memimpin Uni Eropa pada awal tahun baru dan dalam enam bulan pertama 2022, dan tentu saja dapat memainkan peran transnasional,” katanya.

Baca Juga : Sayyid Hasan Nasrullah: Arab Saudi Cari Alasan Buat Krisis di Lebanon

Kesempatan bagus untuk meningkatkan hubungan Iran-Prancis

Dia menambahkan: “Dalam hal ini, saya pikir kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan hubungan antara Republik Islam Iran dan Perancis, selain daripada peran Perancis dalam interaksi regional dalam pembicaraan yang akan kami selenggarakan pada 28 Desember di Wina.

Bagheri juga menyatakan bahwa dia telah melakukan pembicaraan yang rinci, transparan, serius, konstruktif dan berwawasan ke depan dengan Direktur Jenderal Politik Kementerian Luar Negeri Perancis.

Kami tidak memiliki pembicaraan nuklir

Mengenai pernyataan yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian bahwa pembicaraan tentang menghidupkan kembali JCPOA nuklir harus dilanjutkan dari Wina sampai 20 Juni mendatang, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan: “Kami tidak memiliki pembicaraan nuklir, karena isu nuklir 2015 pada Format kesepakatan yang dicapai antara Iran dan P5+1 telah disepakati sepenuhnya.”

Diplomat Iran mencatat: “Masalah utama yang kita hadapi sekarang adalah konsekuensi dari penarikan AS dari perjanjian nuklir JCPOA, dan sanksi ilegal AS yang dikenakan pada Republik Islam Iran.”

Baca Juga : Ulyanov: Pencabutan Sanksi Adalah Tuntutan Wajar Iran

Menurut laporan ini, Ali Bagheri, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran berangkat ke Berlin setelah Paris dan dijadwalkan akan dilanjutkan perjalanan ke London. Madrid adalah tujuan lain dari perjalanan Eropa Ali Bagheri.

Ali Bagheri, Wakil Menteri Luar Negeri untuk urusan politik mentweet tentang perjalanan ini pada Senin malam: “Setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan saya di negara lain, saya akan bertemu dengan beberapa rekan Eropa dalam beberapa hari mendatang. Diskusi tentang isu-isu bilateral dan regional serta pembicaraan di masa depan adalah bagian dari agenda. Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk memajukan kepentingan nasional kami, termasuk pencabutan sanksi illegal AS.”

Saeed Khatibzadeh, juru bicara korps diplomatik mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers mingguan pada hari Senin: “Ali Bagheri akan ke melakukan perjalanan ke beberapa negara Eropa minggu ini yakni ke tiga ibu kota Eropa, Prancis, Jerman dan Inggris, serta satu atau dua negara lain, termasuk Spanyol. Wakil Menteri Luar Negeri akan bertemu dan membahas berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama mengenai isu-isu bilateral dan regional. Tentu saja, wajar karena ia adalah kepala negosiator Iran, maka ia juga akan berbicara tentang masalah pembicaraan Wina mendatang.”

Dia menambahkan: “Republik Islam Iran akan menjelaskan posisinya kepada rekan-rekannya di Eropa secara rinci pada perjalanan mendatang. Iran tidak akan menangguhkan peningkatan pengayaan nuklir sampai dipastikan bahwa sanksi sepihak dan ilegal AS akan dicabut secara efektif dan dapat diverifikasi dengan jaminan yang diperlukan dan objektif.

Baca Juga : Resolusi PBB Kecam dan Meminta Zionis Untuk Menghentikan Pemukiman

Perlu disebutkan bahwa pembicaraan antara Iran dan kelompok P4+1 dijadwalkan berlangsung pada tanggal 28 Desember di Wina. Bagheri sebelumnya telah melakukan perjalanan ke Brussel untuk bertemu dengan Enrique Mora, koordinator Komisi Gabungan, lalu dilanjutkan ke Moskow, di mana ia bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov. Dia juga melakukan percakapan telepon dengan mitranya dari China minggu lalu. Setelah percakapan telepon dengan Enrique Mora, disepakati bahwa pembicaraan akan berlangsung pada 28 Desember di Wina.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here