Damaskus, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, di sela-sela konferensi internasional di Riyadh, menekankan pentingnya pengurangan sanksi Uni Eropa terhadap Suriah mengingat jatuhnya pemerintahan Bashar Al-Assad.
Passauer Neue Presse melaporkan bahwa Baerbock menjanjikan pengurangan sanksi Uni Eropa terhadap Suriah setelah tumbangnya Bashar Al-Assad, penguasa lama negara tersebut.
Dalam pembelaan atas keputusan tersebut, Baerbock menyatakan di Riyadh, ibu kota Arab Saudi: “Sebagai komunitas internasional, meskipun ada semua skeptisisme yang beralasan, kita tidak boleh membiarkan peluang masa depan Suriah hilang. Karena itu, Jerman dan Eropa sedang mengambil langkah-langkah awal yang nyata dalam arah ini.”
Baerbock juga menyatakan bahwa sanksi terhadap keluarga Assad dan para pendukungnya harus tetap diberlakukan.
Ia mengusulkan kepada Uni Eropa untuk mengadopsi pendekatan yang cerdas dengan membantu rakyat Suriah agar tersedia barang-barang di toko-toko dan pasar, mendorong rekonstruksi, serta meningkatkan produksi listrik.
Ia menambahkan: “Semua ini akan mendorong stabilitas dan memastikan transisi kekuasaan secara damai.”
Sementara itu, Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, menulis di platform X bahwa Brussel akan mempelajari cara-cara untuk mengurangi sanksi terhadap Suriah. Namun, ia menegaskan: “Langkah ini harus diiringi dengan kemajuan nyata dalam transisi politik yang mencerminkan keberagaman Suriah.”
Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap pemerintah Suriah pada tahun 2011 karena perbedaan pandangan dengan kebijakan Brussel. Sanksi tersebut ditujukan pada pemerintahan Bashar Al-Assad, para pendukungnya, serta sektor-sektor ekonomi yang menguntungkan pemerintah saat itu.
Faisal bin Farhan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, juga menyerukan pencabutan sanksi terhadap Suriah, dengan menyatakan bahwa kelanjutan sanksi ini menghambat upaya rekonstruksi.
Dalam konferensi di Riyadh, selain para menteri luar negeri negara-negara Arab, hadir pula As’ad Al-Shaibani, Menteri Luar Negeri Suriah; Hakan Fidan, Menteri Luar Negeri Turki; dan David Lammy, Menteri Luar Negeri Inggris. Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, juga menghadiri pertemuan tersebut mewakili Brussel, bersama Annalena Baerbock.
Baerbock juga menjanjikan bantuan lebih besar untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Suriah. Ia menegaskan bahwa Suriah membutuhkan dukungan internasional yang kuat.