Damaskus, Purna Warta – Sebuah sumber intelijen mengatakan bahwa intelijen Barat telah memiliki keterikatan dengan kelompok teroris di Suriah.

Sebuah sumber diplomatik mengatakan Senin (31/5) bahwa badan-badan intelijen Barat memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teroris internasional yang beroperasi di Suriah.

“Menurut informasi yang tersedia, intelijen khusus negara-negara Barat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung telah banyak memiliki hubungan erat dengan kelompok teroris internasional yang aktif di Suriah,” kata sumber informasi tersebut kepada Sputnik.

Baca Juga : Duta Besar Suriah untuk Yordania: Hubungan antara Damaskus dan Amman membaik

Sumber informasi tersebut menambahkan bahwa pemimpin kelompok teroris Tahrir al-Sham di perbatasan Turki-Suriah bertemu dengan perwakilan dari dinas intelijen Inggris, MI6. Dia mengatakan pertemuan itu membahas kemungkinan dihapuskannya kelompok Tahrir Al-Sham dari daftar organisasi teroris.

“Pihak Inggris menyarankan agar kelompok Tahrir Al-Sham menghentikan aksi perlawanan rahasia terhadap negara-negara Barat dan dilain hal mereka diajak untuk bekerja sama dengan dinas intelijen barat tersebut,” kata seorang sumber yang dikutip oleh Sputnik.

Utusan khusus Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika sebelumnya telah memperingatkan tindakan provokatif oleh kelompok teroris di Suriah selama pemilihan Suriah.

“Kemungkinan akan terjadi provokasi pada hari pemilihan atau sebelum dan sesudahnya, karena situasinya sangat sulit,” kata Mikhail Bogdanov kepada kantor berita Rusia Tass menjelang pemilihan Suriah. Dia melanjutkan “Sayangnya, kami belum mencapai kemenangan penuh atas teroris di kawasan, terutama di Suriah.”

Jenderal Alexander Karpov, wakil direktur Pusat Rekonsiliasi Nasional Rusia di Suriah, juga mengatakan Minggu lalu bahwa teroris Suriah sedang mempersiapkan serangan kimia.

Baca Juga : Gantz: Israel Lemah dari Dalam

Dia mengatakan bahwa pusat informasi tersebut telah menerima keterangan lapangan bahwa militan Tahrir al-Sham berencana untuk melaksanakan rencana makar dengan bantuan Organisasi White Helmets, yang mana mereka baru-baru ini telah memindahkan enam kontainer zat beracun dan kimia, yang dimungkinkan berisi gas klorin, ke Area Jasr al-Shughur.

Pemilihan presiden Suriah diadakan 6 hari yang lalu di lebih dari 10.000 tempat pemungutan suara. Bashar al-Assad mampu memenangkan pemilihan ini lagi.

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok White Helmets, yang bekerja sama dengan teroris di Suriah, telah melakukan beberapa makar untuk melancarkan serangan kimia, termasuk serangan kimia palsu di kota Khan Sheikhun di Idlib dan serangan kimia di Ghouta dan Duma.

Menyusul dugaan serangan kimia terhadap Khan Sheikhun, militer AS, dengan bantuan kapal-kapalnya yang ditempatkan di Laut Mediterania, telah menargetkan pangkalan udara al-Sha’irat di provinsi Homs dengan puluhan rudal pada Jumat pagi (7/4),  serangan tersebut menyebabkan enam tentara Suriah tewas dan beberapa lainnya terluka.

Amerika Serikat meluncurkan serangan rudal ke beberapa pusat militer Suriah dan pusat penelitian pada bulan April tahun berikutnya. Mereka membuat klaim serupa bersama Prancis dan Inggris di Ghouta Duma Timur. Tuduhan itu muncul ketika pihak Damaskus sendiri telah menghancurkan pusat kimianya pada tahun 2013 di bawah pengawasan Moskow dan Washington.

Baca Juga : Beberapa Negara Barat Mundur Dari Melawan Damaskus

Suriah telah menjadi tempat bentrokan mematikan sejak 2011 antara pasukan tentara Suriah dan kelompok teroris dan ekstremis yang memerangi pemerintah pusat.

Sejumlah laporan, termasuk di media Barat, menunjukkan bahwa negara-negara Barat telah memberikan senjata, intelijen, dan dukungan logistik kepada kelompok-kelompok ini untuk menggulingkan pemerintah Suriah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here