Tehran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menggambarkan Pakistan sebagai tetangga persaudaraan Iran, mengatakan hubungan dengan Islamabad sangat penting bagi Teheran.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan delegasi pendampingnya bertemu dengan Ayatollah Khamenei pada sore hari tanggal 22 Mei di Teheran.
Baca Juga : Disela Pemakaman Mendiang Raisi, Tokoh-tokoh Front Perlawanan Bersidang di Teheran
Dalam pertemuan tersebut, Pemimpin Pakistan menyampaikan rasa terima kasihnya yang tulus atas simpati yang ditunjukkan oleh pemerintah dan bangsa Pakistan atas meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter baru-baru ini.
“Hubungan dengan Pakistan sangat penting bagi Republik Islam Iran, dan kami memandang negara ini dengan rasa persaudaraan. Namun, hubungan kedua negara mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir. Kami yakin dengan adanya hubungan baru pemerintahan di Pakistan, ada kemungkinan puncak baru dalam hubungan ini,” kata Pemimpin tersebut, Khamenei.ir melaporkan.
Merujuk pada penekanan mendiang Presiden Raisi mengenai pentingnya hubungan dengan Pakistan, Pemimpin tersebut menambahkan, “Tuan. Kunjungan Raisi ke Pakistan baru-baru ini dapat menjadi titik balik dalam hubungan kedua negara, dan Dr. Mokhber akan mengupayakan jalur kerja sama dan kesepakatan.”
Ayatollah Khamenei mencatat bahwa “hubungan persahabatan antara negara-negara persaudaraan tidak selalu merupakan proses yang mulus, dan hambatan harus diatasi dan kemajuan kerja sama harus dikejar dengan tekun dan dilaksanakan.”
Sementara itu, Sharif memuji kunjungan Raisi ke Pakistan baru-baru ini sebagai kunjungan yang sangat produktif, dan menjadi landasan bagi perluasan hubungan lebih lanjut dan peta jalan untuk masa depan. Ia menyatakan optimistis hubungan akan meningkat di berbagai bidang.
Sebuah helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongan jatuh di hutan pegunungan barat laut pada 19 Mei.
Baca Juga : Lukashenko Salahkan Amerika Atas Kematian Presiden Iran
Kecelakaan fatal itu terjadi ketika presiden kembali dari wilayah Khoda Afarin di provinsi Azarbaijan Timur di barat laut Iran setelah meresmikan bendungan di perbatasan bersama dengan Republik Azerbaijan.
Kecelakaan itu menewaskan Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, pemimpin salat Jumat Tabriz Ayatollah Mohammad Ali Al-e-Hashem, Gubernur Azarbaijan Timur Malek Rahmati, komandan tim keamanan presiden, dua pilot dan seorang awak pesawat.