Ayatullah Khamanei: AS Menginginkan Iran Patuh, Anti-Rakyat, dan Terbelakang

Rahbar1

Tehran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam, berbicara kepada ribuan warga Qom yang berkunjung pada Rabu (8/1), dalam peringatan pemberontakan 9 Januari 1978 oleh rakyat kota ini melawan rezim diktator Pahlavi, menyatakan bahwa 46 tahun perhitungan dan kebijakan keliru Amerika terhadap bangsa Iran merupakan kelanjutan dari kesalahan yang sama dalam menganalisis pemberontakan bersejarah 9 Januari.

Imam Khamenei menyinggung kunjungan Jimmy Carter ke Tehran pada 31 Desember 1977 dan deskripsinya yang keliru tentang Shah serta Iran di bawah kekuasaan Pahlavi sebagai “Pulau Stabilitas.” Ia menambahkan, “Iran pada tahun 1977 yang disebut ideal bagi AS oleh Carter adalah pengikut mutlak Amerika dan penjaga kepentingan mereka dalam kebijakan luar negeri, mengalami penindasan parah terhadap semua pihak yang menentang rezim dalam kebijakan domestik, menikmati pendapatan besar dari penjualan minyak tetapi sangat terpecah dalam kelas ekonomi, terbelakang dalam sains dan teknologi, serta secara budaya merupakan negara di mana korupsi budaya Barat, ketidaksenonohan, dan dekadensi menyebar setiap hari.”

Ayatullah Khamenei menekankan, “Pemberontakan 9 Januari membawa ‘Iran Ideal bagi Amerika’ keluar dari genggaman mereka. Namun, AS masih memimpikan Iran seperti itu. Seperti keinginan Carter yang tidak terpenuhi, keinginan Amerika lainnya juga tidak akan terpenuhi.”

Ia menyebutkan bahwa pelajaran kedua dari pemberontakan 9 Januari adalah pengungkapan perhitungan keliru Amerika dan kegagalan mereka memahami realitas Iran.

Kemenangan Revolusi Islam di Tengah ‘Benteng Penting Arogansi’
Pemimpin itu menganalogikan kemenangan Revolusi Islam di tengah “benteng paling penting dari Arogansi” seperti Nabi Musa as yang dibesarkan di istana Firaun, dan menambahkan, “Orang-orang Amerika sedang lengah, sementara Revolusi Islam besar muncul dari benteng kokoh kepentingan mereka, sebagaimana Firaun lalai bahwa Nabi Musa tumbuh dan dibesarkan di rumahnya.”

Pertemuan Warga Qom dengan Ayatullah Khamenei

Imam Khamenei menjelaskan beberapa kebijakan keliru dan sia-sia AS terhadap bangsa Iran, dan terkait dengan isu sanksi, ia menyatakan, “Dalam sanksi, mereka menargetkan ekonomi Iran agar lumpuh, tetapi bangsa Iran justru mencapai kemajuan tertinggi dalam sains dan teknologi selama masa sanksi, dan para pemuda aktif segera turun ke berbagai bidang.”

Merujuk pada peningkatan ribuan kali lipat penggunaan perangkat lunak propaganda oleh Amerika untuk memperkuat dampak perangkat keras, Pemimpin Revolusi Islam mengatakan, “Mereka membantai puluhan ribu manusia di Gaza, tetapi mereka gagal menghancurkan perlawanan dengan perangkat keras. Mereka juga membuat syahid tokoh-tokoh seperti Seyyed Hassan Nasrallah dan komandan lainnya di Lebanon, tetapi Hizbullah tidak punah dan tidak akan pernah punah.”

Iran Sebagai Puncak Strategis Dunia
Ayatollah Khamenei menggambarkan Iran sebagai puncak strategis dunia karena memiliki berkah berharga seperti fasilitas alam, sumber daya manusia yang lebih maju dibanding rata-rata global, serta lokasi geografis yang strategis.

Imam Khamenei kemudian menanggapi pernyataan beberapa pihak yang percaya bahwa Republik Islam Iran harus bernegosiasi dan menjalin hubungan dengan AS seperti halnya dengan negara-negara Eropa yang memiliki kedutaan di Iran. Ia menegaskan, “Iran pra-revolusi berada dalam kendali AS, tetapi Revolusi Islam membawa kekayaan politik dan ekonomi besar itu keluar dari kontrol Amerika. Oleh karena itu, dendam mereka sangat mendalam, berbeda dari negara-negara Eropa.”

Pesan Harapan Imam Khomeini
Pemimpin itu mengingat pesan Imam Khomeini dari Najaf setelah peristiwa 9 Januari, yang memberikan kabar gembira tentang kemenangan kepada bangsa Iran, sebagai contoh pentingnya harapan. Ia menambahkan, “Pada hari ketika Imam memberikan kabar kemenangan pemberontakan, siapa yang percaya bahwa revolusi akan menang dan kekuatan besar seperti Republik Islam akan muncul untuk menghalangi banyak agresi dan tujuan jahat Barat?”

Dukungan Terhadap Perlawanan
Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa perlawanan tetap hidup dan semakin kuat setiap hari. Ia menambahkan, “Kami mendukung perlawanan di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yaman, dan setiap wilayah yang berdiri melawan rezim Zionis.”

Kata kunci: AS, kebijakan Iran, sanksi, Pemimpin Revolusi Islam, Imam Khomeini, Revolusi Islam 1979, kepemimpinan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *