Teheran, Purna Warta – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menolak desakan presiden AS untuk berunding dengan Iran, dan menggambarkan sikap kesiapan Trump untuk berunding sebagai tipuan opini publik.
Ayatollah Khamenei mengadakan pertemuan dengan sejumlah mahasiswa dan perwakilan dari perkumpulan mahasiswa pada hari ke-11 bulan Ramadan di Teheran pada hari Rabu, 12 Maret. Dalam sambutannya di pertemuan tersebut, Pemimpin tersebut menggambarkan Iran sebagai satu-satunya negara yang dengan tegas menolak untuk mematuhi kekuatan-kekuatan dunia yang suka menindas.
Ayatollah Khamenei mengecam klaim Presiden AS Donald Trump bahwa Washington siap berunding dengan Iran sebagai “tipuan opini publik dunia.”
Pemimpin Besar Iran itu mengatakan Trump berpura-pura bahwa AS mendukung dialog dan mendorong perdamaian dan perundingan sementara Iran tidak siap untuk berunding.
Alasan mengapa Iran tidak setuju untuk berunding dengan AS adalah AS sendiri, Ayatollah Khamenei menyatakan.
Pemimpin Besar Iran itu mencatat bahwa Trump adalah orang yang sama yang membatalkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang dicapai dan disimpulkan setelah bertahun-tahun berunding.
“Ketika kita tahu bahwa dia (Trump) tidak menghormati (suatu perjanjian), perundingan apa yang akan kita lakukan? Oleh karena itu, undangan untuk berunding dan berbicara tentang perundingan adalah penipuan terhadap opini publik,” Ayatollah Khamenei menyatakan.
Pemimpin Besar Iran kemudian menekankan bahwa AS tidak akan pernah dapat mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir jika Iran memang bermaksud melakukannya. “Fakta bahwa Republik Islam Iran tidak memiliki senjata nuklir adalah karena niatnya sendiri.”
Komentar itu muncul setelah Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network pada 7 Maret bahwa ia telah mengirim surat kepada Ayatollah Khamenei tentang negosiasi kesepakatan nuklir baru dengan Iran.
Dalam sambutannya pada hari Sabtu, Pemimpin tersebut telah memperingatkan bahwa tujuan dari beberapa kekuatan penindas yang bersikeras pada negosiasi bukanlah untuk menyelesaikan masalah tetapi untuk melakukan kontrol dan memaksakan agenda mereka sendiri.
“Jelas, Republik Islam tidak akan menerima harapan mereka,” kata Ayatollah Khamenei.