Teheran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Sayid Ali Khamenei memuji Tafsir Tasnim (tafsir) sebagai sumber kebanggaan bagi Muslim Syiah dan seminari.
Baca juga: Iran dan Bahrain Tolak Relokasi Warga Gaza
Pemimpin menyampaikan pidato pada pertemuan dengan penyelenggara Konferensi Internasional Tafsir Tasnim, yang diadakan pada tanggal 22 Februari.
Dalam pertemuan tersebut, Ayatollah Khamenei memuji sosok terkemuka Ayatollah Javadi Amoli, penafsir Al-Qur’an terkenal dan penulis Tasnim Tafsir.
Pemimpin Besar mengakui bahwa pesantren berutang budi kepada ulama bijak ini atas dedikasinya selama lebih dari 40 tahun dalam penelitian, pengajaran, dan penulisan Tafsir Tasnim, demikian dilaporkan Khamenei.ir.
“Tentu saja, upaya Ayatollah Javadi Amoli dalam bidang ilmu rasional dan ilmu tafsir, serta karya-karya yurisprudensi, filsafat, dan mistiknya, semuanya penting dan patut diapresiasi. Akan tetapi, tidak ada satu pun yang dapat menandingi karyanya dalam tafsir Al-Quran,” ungkapnya.
Ayatollah Khamenei menggambarkan Tafsir tersebut sebagai sumber kebanggaan bagi Muslim Syiah dan Hawza Elmiyeh (pesantren). Saat membahas karakteristik tertentu dari tafsir ini, Pemimpin Besar mengatakan, “Kekuatan pemikiran rasional sang penafsir yang terhormat telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk memahami nuansa dan poin-poin rumit yang tersembunyi dalam ayat-ayat Al-Quran.” Pemimpin Besar menekankan pentingnya menyelesaikan terjemahan bahasa Arab dari Tafsir Tasnim untuk digunakan di dunia Islam dan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada Ayatollah Javadi Amoli dan tim peneliti yang terlibat dalam Tafsir ini.
Baca juga: Menlu Iran: Iran Telah Mengatasi Tantangan seperti Sanksi dan Terorisme
Tafsir Tasnim, yang ditulis oleh Ayatollah Javadi Amoli, merupakan karya komprehensif yang disusun dan ditulis dalam 80 jilid. Komposisi tafsir ini merupakan hasil dari 40 tahun pengajaran dan penelitian oleh Ayatollah Javadi Amoli, bekerja sama dengan puluhan peneliti dan cendekiawan yang terorganisasi dalam kelompok penelitian. Tafsir ini tergolong dalam “tafsir Al-Qur’an ke Al-Qur’an.”
Metodologi penulis melibatkan mengutip ayat atau ayat-ayat yang sedang dibahas dan memeriksanya melalui empat tahap: “Ringkasan Tafsir”, “Penafsiran Ayat”, “Nuansa dan Kiasan”, dan “Pembahasan Riwayat”.