Beijing, Purna Warta – Presiden Bashar al-Assad mengatakan teroris Takfiri yang disponsori asing beroperasi di wilayah timur laut Suriah yang dikuasai pasukan pendudukan AS, dan menyatakan bahwa Washington telah membangun kemitraan yang erat dan kuat dengan militan yang menimbulkan kekacauan di seluruh negeri.
Baca Juga : Iran Kecam Ancaman Nuklir Netanyahu dan Akan Merespon Dengan Tegas
Pernyataan itu disampaikan Assad dalam sebuah wawancara eksklusif dengan saluran berita televisi pemerintah Tiongkok, CGTN, yang disiarkan pada Jumat malam.
“Sektor timur laut Suriah adalah wilayah di mana teroris beroperasi dan Amerika Serikat mengambil kendali atas wilayah tersebut. Permasalahannya tidak hanya terbatas pada penjarahan sumber daya alam saja; melainkan kemitraan dengan teroris untuk mendapatkan keuntungan bersama. Hal ini menimbulkan masalah lain, karena negara-negara besar bersekongkol dengan teroris. Ini adalah fakta yang terjadi di Suriah,” katanya.
Assad mengatakan konflik Suriah belum berakhir dan negara Arab tersebut sedang dilanda perang.
“Suriah, karena lokasi geografisnya, secara historis telah mengalami banyak invasi. Setiap kali penjajah menyerbu negara itu, mereka menghancurkan kota-kotanya. Namun, Suriah telah berhasil pulih. Rakyat Suriah akan dapat membangun kembali negara mereka sendiri ketika perang berakhir dan pengepungan dicabut.”
Baca Juga : Hamas: Aksi Teror Israel Tak Akan Berhasil Menekan Palestina
Assad berkata, “Situasi saat ini tentu tidak baik. Sejujurnya, hal ini sulit karena kesengsaraan dan kesulitan penghidupan adalah masalah utama bangsa Suriah. Maksud saya kesengsaraan finansial yang harus mereka tanggung. Rasa sakit dan penderitaan mereka semakin meningkat.”
“Jika rekonstruksi berhasil dilakukan, Suriah akan memiliki masa depan yang cerah. Saya tidak berbicara tentang asumsi, keinginan dan ekspektasi, melainkan tentang situasi sebelum perang. Sebelum perang, pertumbuhan Suriah berada pada tingkat terbaik yaitu 7%, yang dianggap sebagai rasio yang sangat tinggi untuk negara dengan kapasitas terbatas.
“Kami tidak punya utang luar negeri. Kami biasa meminjam dan membayar kembali utang kami secara langsung. Kami memiliki cukup gandum dan biasa mengekspor biji-bijian ke negara lain. Kami biasa mengekspor sayuran dan buah-buahan, dan mengembangkan industri kami pada tahun-tahun awal krisis. Oleh karena itu, saya yakin dapat mengatakan bahwa Suriah akan jauh lebih baik dibandingkan sebelum perang jika perang berhenti dan rekonstruksi dimulai,” tambah Assad.
Baca Juga : 31 Senator AS Meminta E3 Cegah Berakhirnya Larangan Rudal