Bagdad, Purna Warta – Amerika Serikat dan Irak telah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa koalisi internasional pimpinan AS yang memerangi kelompok teror Daesh akan mengakhiri misi militernya di negara Arab tersebut pada September 2025.
Baca juga: Iran: Pembantaian Berdarah di Beirut ‘Ubah Aturan Permainan’
AS membentuk koalisi tersebut pada tahun 2014 dengan dalih memerangi Daesh, yang saat itu telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Washington memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di negara tetangga Suriah sebagai bagian dari koalisi tersebut, menurut Reuters.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan berapa banyak tentara AS yang akan meninggalkan Irak atau dari pangkalan mana. Namun, Reuters mengutip seorang pejabat senior AS yang mengatakan pada hari Jumat bahwa langkah tersebut merupakan “transisi dari misi militer koalisi ke hubungan keamanan bilateral AS-Irak yang diperluas.”
Misi AS di Suriah akan terus berlanjut, kata kantor berita tersebut mengutip para pejabat.
Baca juga: Analis Asing Kecam Serangan Mematikan Israel di Beirut
Kehadiran pasukan AS di Suriah dan Irak telah menjadi sumber ketidakpuasan publik di kedua negara, terutama di Irak di mana sentimen anti-Amerika telah tumbuh sejak Januari 2020 ketika AS membunuh komandan tinggi Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan komandan senior Irak Abu Mahdi al-Muhanddis, dua ikon antiteror yang memainkan peran kunci dalam mengalahkan Daesh.