Riyadh, Purna Warta – Arab Saudi telah mengevakuasi anggota keluarga diplomat dan stafnya dari kedutaan kerajaan di Beirut di tengah baku tembak sporadis antara rezim Israel dan gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon. Associated Press melaporkan evakuasi kedutaan Saudi di Beirut itu pada hari Selasa (24/10), mengutip pejabat bandara Lebanon.
Baca Juga : Hamas Lancarkan Serangan Roket Paling Intens ke Israel Sejak Dimulainya Badai al-Aqsa
Sebanyak 65 orang meninggalkan Lebanon dengan menggunakan dua pesawat militer, kata para pejabat tersebut, seraya mencatat bahwa Duta Besar Saudi untuk Lebanon Waleed Bukhari serta atase militer dan diplomat serta staf lainnya belum meninggalkan negara tersebut. Sebelumnya Riyadh mendesak warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.
Pada hari Minggu, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut juga mendesak warga Amerika untuk meninggalkan Lebanon karena situasi keamanan yang “tidak dapat diprediksi”.
Rezim Israel dan Hizbullah telah saling baku tembak di perbatasan Lebanon dengan wilayah pendudukan sejak 7 Oktober, ketika entitas pendudukan memulai perang tanpa henti melawan wilayah Palestina di Jalur Gaza.
Baca Juga : Tawanan Israel: Hamas Memperlakukan Kami dengan Baik
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, agresi Israel terhadap Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 5.700 orang dan menyebabkan lebih dari 18.000 lainnya terluka.
Israel melancarkan perang yang menghancurkan setelah kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza melancarkan Operasi Badai al-Aqsa, sebuah serangan mendadak di wilayah pendudukan, sebagai tanggapan atas kejahatan intensif rezim Israel terhadap rakyat Palestina.
Juga pada hari Selasa, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan gerakan Lebanon adalah inti dari kampanye perlawanan regional untuk mempertahankan wilayah Palestina yang diblokade dari agresi Israel yang sedang berlangsung.
Baca Juga : Warga AS Didesak Tinggalkan Lebanon di Tengah Situasi yang Tidak dapat Diprediksi
Dalam sebuah postingan yang dipublikasikan di media sosial, Syekh Qassem mengatakan bahwa Hizbullah selalu siap semaksimal mungkin untuk mempertahankan Gaza dan menghadapi penjajah Palestina.