Tel Aviv, Purnawarta – Dilansir dari The Electronic Intifada, tiga kota pesisir Israel dikecam keras oleh sejumlah aktivis hak-hak sipil akibat melarang warga Arab Palestina yang berdomisili di Tepi Barat untuk berkunjung ke pantai yang berlokasi di kota-kota tersebut. Ketiga kota itu adalah Hadera, Netanya dan Akka.
Tim pengacara dari organisasi pejuang keadilan Adalah menyebut ketiga kota tersebut melakukan tindakan apartheid yang bertujuan melakukan pemisahan sosial berdasarkan ras. Adalah merupakan lembaga advokasi yang memperjuangkan kesetaraan hak dan keadilan bagi komunitas Arab Palestina di Israel.
Reaksi ini bermula dari peristiwa pengusiran sekelompok warga Palestina yang berniat mengunjungi pantai di kota Akka oleh aparat polisi dan petugas pemerintah kota setempat hanya karena mereka orang Arab Palestina. Adalah mempublikasikan video peristiwa pengusiran ini di Youtube pada 5 Agustus lalu.
Adalah menegaskan akan mengambil langkah hukum yang tegas terhadap pemerintah kota Akka, begitu pula dengan pemerintah kota Hadera dan Netanya yang juga melakukan hal yang sama terhadap orang-orang Arab Palestina.
Kejadian seperti ini bukanlah hal baru di Israel. Sebelumnya, Walikota Afula pernah melarang warga Palestina bahkan komunitas Arab Israel mengunjungi taman di kota tersebut pada tahun 2019. Ia bahkan menempatkan sejumlah penjaga untuk menghadang kedatangan orang non-Yahudi Israel di taman tersebut. Adalah bergerak menuntut aturan diskriminatif itu hingga akhirnya berhasil dianulir.
Pada tahun 2012, sejumlah orang Palestina dilarang memasuki resor Laut Mati yang dikelola oleh orang Israel. Padahal, warga Yahudi Israel, turis Eropa hingga anjing diperbolehkan masuk secara bebas. Setahun berselang, sebuah kolam renang umum pernah menolak sekelompok anak-anak pengidap kanker hanya karena mereka orang Arab.