Purna Warta – Tentara Lebanon mengatakan tidak akan mengizinkan kudeta atau penangguhan konstitusi di negara itu. Komandan Angkatan Darat Lebanon, Jenderal Joseph Aoun menekankan bahwa hanya mekanisme dan solusi hukum dan politik yang harus digunakan untuk menyelesaikan krisis negara.
Dia mengatakan dia tidak menginginkan posisi apa pun, termasuk presiden.
Komandan Angkatan Darat Lebanon menambahkan bahwa hubungannya dengan presiden, ketua parlemen dan perdana menteri yang mengundurkan diri (Hassan Diab) berada dalam kerangka posisi mereka.
Mengenai Hizbullah di Lebanon, dia mengatakan bahwa Hizbullah mewakili sebagian besar bangsa dan masyarakat Lebanon, dan bahwa hubungan tentara dengan Hizbullah didasarkan pada rasa saling percaya.
Sebelumnya, beberapa aktivis di Lebanon, termasuk wakil ketua parlemen Lebanon, Eli al-Farzali, telah menyerukan pengalihan kekuasaan kepada tentara dan pembentukan pemerintahan transisi oleh tentara untuk melakukan pemilihan.
Hassan Diab mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Lebanon setelah ledakan dahsyat 4 Agustus lalu di pelabuhan Beirut, akantetapi masih aktif menjabat sebagai perdana menteri sementara.
Sedangkan Saad al-Hariri ditunjuk untuk membentuk kabinet baru Lebanon pada Oktober 2020, tetapi setelah berjalan 6 bulan dia masih tidak dapat membentuk kabinet.