Beirut, Purna Warta – Amir Abdullahian menyatakan bahwa pesan verbal AS tidak berarti bagi kami. Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan bahwa pembicaraan antara Iran dan Arab Saudi berjalan dengan baik.
“Pemerintah dan rakyat Lebanon, serta tentara dan perlawanan Lebanon memiliki peran besar untuk melawan ambisi rezim Zionis di kawasan itu,” kata Husein Amir Abdullahian kepada wartawan hari ini (Kamis, 8/10) setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bouhabib.
Dia memperingati para syuhada perlawanan Lebanon dan perlawanan mereka terhadap Zionisme dan terorisme di kawasan itu dan menambahkan: Kami menghargai para pejabat tinggi Iran, Irak dan Lebanon ini dan perjuangan serta perlawanan mereka.
Menteri Luar Negeri Iran juga mengatakan: “Kami mengumumkan dengan lantang dari Beirut bahwa yang kami akui dan ketahui adalah sebuah negara bernama Palestina dan ibu kotanya adalah Yerusalem.”
Kepala dinas diplomatik mencatat: “Dalam pembicaraan dengan pejabat senior Lebanon, masalah pembicaraan regional Iran akan dipertimbangkan.”
Dia menambahkan: “Republik Islam Iran menganggap dialog sebagai cara terbaik dan paling tepat untuk melakukan kerja sama regional dan penarikan militer asing dari kawasan.”
“Kami percaya pada dialog, baik tentang isu-isu regional maupun internasional, dan kami menganggapnya sebagai cara yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah regional dan internasional. Dialog Iran-Saudi juga berjalan dengan baik dan berada di jalur yang benar,” katanya.
Amir Abdullahian juga mengatakan tentang pembicaraan Wina: “Kami menerima negosiasi sebagai prinsip. Kami telah melakukan pembicaraan rinci dengan Menteri Luar Negeri Lebanon mengenai masalah ini. Negosiasi yang bisa menjaga hak dan kepentingan rakyat Iran adalah sesuatu yang diterim Iran. Jika ada niat baik dan nyata di pihak mereka terhadap peranjian JCPOA dan semua orang kembali ke komitmen mereka, Iran juga pasti akan kembali ke kewajibannya.”
Menlu Iran menambahkan “Tapi pesan verbal Amerika bukanlah sesuatu yang berarti bagi kami. Janji tanpa tindakan oleh tiga negara Eropa bukanlah kriteria yang diterima kami. Kami akan bertindak atas dasar perilaku praktis dari pihak lain, seperti pelaksanaan pencabutan sanksi dan pengembalian pihak lain ke kewajiban mereka.”
Dia melanjutkan: “Dalam perjanjian nuklir, Iran adalah satu-satunya negara yang telah memenuhi kewajibannya sampai saat terakhir, dan kami akan menghidupkan kembali metode ini jika pihak mereka mematuhinya.”