Damaskus, Purna Warta – Mengacu pada kerugian lebih dari 111 miliar dolar AS ke negaranya, Kementerian Luar Negeri Suriah menulis surat kepada PBB terkait pencurian minyak dan gandum Suriah oleh pasukan pendudukan Amerika Serikat.
Menurut Kantor Berita resmi Suriah (SANA), Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim dua surat terpisah kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Presiden Dewan Keamanan mengenai pencurian minyak dan gandum negara ini oleh Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Suriah juga menekankan bahwa Amerika Serikat telah menyebabkan kerugian total 111,9 miliar dolar bagi negara ini di sektor minyak.
Mengenai rincian kerugian ini, kementerian mengatakan: Sebagai akibat dari agresi langsung pasukan Amerika dan milisi yang berafiliasi dengannya, Suriah telah menderita kerugian sekitar 25,9 miliar dan kerusakan tidak langsung lebih dari 86 miliar dolar, yang totalnya di sektor perminyakan sudah mencapai 111,9 miliar dolar AS.
Dengan kekalahan kelompok teroris ISIS sebagai lengan militer Amerika di Suriah pada November 2017, pasukan Amerika secara langsung menggantikan kelompok ini dan mulai mengekstraksi dan mencuri minyak Suriah dari waktu ke waktu.
Daerah-daerah di bawah pendudukan pasukan Amerika Serikat dan milisi yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di al-Hasakah dan wilayah utara Suriah lainnya, selalu menjadi saksi protes warga Suriah terhadap adanya tindakan-tindakan terorisme yang dilakukan oleh para pasukan Amerika Serikat dan milisi afiliasinya terhadap penduduk daerah-daerah ini.
Pemerintah Suriah telah berulang kali menekankan bahwa Amerika Serikat dan milisi afiliasinya di timur dan timur laut Suriah ini tidak memiliki tujuan lain selain menjarah minyak Suriah dan kehadiran mereka adalah ilegal.
Sumber-sumber lokal di Suriah telah berulang kali melaporkan bahwa pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di timur Suriah menyelundupkan minyak Suriah curian dan biji-bijian Suriah ke negara-negara tetangga.
Selama satu dekade perang melawan Suriah, Amerika Serikat telah mendukung milisi separatis di negara ini dengan dalih memerangi terorisme dan ISIS serta telah menduduki wilayah-wilayah kaya minyak Suriah.
Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat, sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa kehadiran militer negara ini di Suriah adalah karena sumur-sumur minyak Suriah.