Damaskus, Purna Warta – Perwakilan tetap Suriah di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Ketua Kelompok Negara-Negara Arab dalam pertemuan Dewan Keamanan yang membahas topik Lebanon, menyatakan bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas kejahatan rezim Zionis Israel.
Baca juga: Iran Pertimbangkan Tindakan Hukum Terhadap Tindakan Teror Israel
Menurut laporan Kantor Berita Resmi Suriah (SANA), Qusai Al-Dhahhak dalam pidatonya mengatakan bahwa rezim pendudukan, dengan melakukan kejahatan keji ini, telah meningkatkan terorismenya terhadap warga Lebanon tanpa memperhatikan prinsip-prinsip hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan konvensi hak asasi manusia.
Dia menambahkan bahwa rezim pendudukan, dalam agresinya terhadap Lebanon, telah menggunakan teknologi modern untuk pembantaian massal warga sipil, yang seharusnya bermanfaat bagi umat manusia. Mereka juga mengubah perangkat biasa yang digunakan untuk tujuan sipil menjadi bom waktu yang membunuh siapa pun yang membawanya tanpa pandang bulu.
Al-Dhahhak menambahkan bahwa kelompok negara-negara Arab mengutuk agresi (rezim) Israel terhadap Lebanon dengan istilah yang paling keras dan menuntut pertanggungjawaban bagi para pelaku. Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah, rakyat Lebanon, dan keluarga para korban.
Perwakilan Suriah tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa kelompok negara-negara Arab menyatakan solidaritas mereka dengan Lebanon dan dukungan terhadap perlawanan serta tanggapan terhadap agresi (rezim) Israel yang mengancam keamanan dan stabilitas negara tersebut.
Dia menambahkan: “Kami meminta Dewan Keamanan untuk mengutuk terorisme siber dan agresi terhadap Lebanon yang merupakan perwujudan dari perluasan genosida yang dilakukan oleh rezim pendudukan terhadap rakyat Palestina, serta serangan rezim ini terhadap negara-negara di kawasan, termasuk Suriah.”
Al-Dhahhak menambahkan: “Kami meminta Dewan Keamanan untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, segera menghentikan agresi ini, serta menerapkan keputusannya untuk mengakhiri pendudukan tanah Arab di Palestina, Suriah, dan Lebanon oleh (rezim) Israel.”
Dengan mengatakan bahwa Damaskus mengutuk agresi (rezim) Israel terhadap Dahiyeh, Beirut, Perwakilan Suriah menegaskan solidaritasnya dengan rakyat Lebanon, dan berdiri bersama mereka. Ia juga meminta negara-negara dan masyarakat dunia untuk mengutuk agresi tersebut, mengambil tindakan untuk menghentikannya, serta meminta pertanggungjawaban para penjajah atas kejahatan mereka.
Dia menutup dengan mengatakan bahwa Suriah menganggap negara-negara yang mendukung rezim pendudukan, terutama Amerika Serikat, bertanggung jawab atas kelanjutan tindakan agresif dan kejahatan brutal, serta bertanggung jawab atas kegagalan Dewan Keamanan dalam menangani ancaman yang ditimbulkan oleh rezim ini terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat sore tentang ledakan-ledakan baru-baru ini di Beirut sekali lagi menjadi ajang konfrontasi antara pendukung dan penentang kejahatan Israel. Beberapa anggota dewan mengecam pelanggaran terhadap kedaulatan nasional Lebanon oleh Israel dan menyerukan kepada semua aktor regional untuk menahan diri guna mencegah meningkatnya ketegangan di kawasan, namun Amerika Serikat tetap mendukung mesin teror Israel.
Baca juga: Komandan Senior Komalah Tewas dalam Upaya Melintasi Perbatasan Iran
Rezim Zionis Israel, dalam aksi teroris yang dilakukan pada hari Selasa dan Rabu di Lebanon, meledakkan ribuan perangkat pager, radio, dan sistem komunikasi, yang menyebabkan sedikitnya 37 warga Lebanon meninggal dunia dan lebih dari 4.000 orang lainnya terluka.
Banyak negara di dunia dan lembaga internasional mengutuk ledakan terbaru di Lebanon dan menekankan pentingnya mengurangi ketegangan di kawasan.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon pada hari Kamis menegaskan bahwa rezim Zionis Israel, dengan aksi teroris terbarunya di Lebanon, telah melanggar semua batasan, dan akan membayar harga yang mahal untuk itu.