Beirut, Purna Warta – Pos-pos pemungutan suara di seluruh penjuru Lebanon telah ditutup bersamaan dengan berakhirnya jam waktu pemungutan suara pemilu Lebanon.
Mengutip dari al-Jazeera dilaporkan bahwa kantor pusat Pemilu Parlemen setengah jam lalu telah mengumumkan penutupan pos-pos pemungutan suara.
Baca Juga : Bagaimana Media Barat Mensucikan Bercak Dosa di Perang Ukraina?
Pemungutan suara dilakukan sedari jam 7 pagi hari Minggu, 15/5, waktu Beirut. Al-Manar melaporkan perbandingan kelompok partisipan Pemilu secara persen sebagai berikut: Kristen Maroni atau Maronite sebesar 18.75%. Kristen Ortodoks, 6.63%. Kristen Katolik, 4.45%. Muslim Ahlu Sunnah, 29.66%. Muslim Syiah, 29.13%. Etnik druze, 5.49%. Kelompok Alawi, 0.88%.
Dalam kesempatan Pemilu kali ini ada 718 yang bertarung dalam persaingan meraih 128 kursi Parlemen dan ada 15 kelompok yang saling bersaing.
UU Pemilu didasarkan pada penyesuaian, dalam artian bahwa kursi-kursi Parlemen akan diberikan kepada partai sesuai dengan jumlah suara yang mereka dapatkan.
Baca Juga : Eks Menlu Lebanon: Situasi Pemilu Sesuai dengan Barisan Muqawamah
Saad Hariri dalam kesempatan ini adalah salah satu pihak berpengaruh yang absen. Tahun kemarin dia mendeklarasikan pengunduran diri dari partisipasi Pemilu dan libur dari ranah politik.
Berdasarkan pengunduran Saad Hariri inilah, Michel Aoun, Presiden Lebanon mengadakan pertemuan dengan Mufti Agung Lebanon dan menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan absen kelompok Sunni dari aktifitas politik.
“Kami mendengar bahwa Ahlu Sunnah akan diboikot dari pemilihan umum. Kami tidak menginginkan hal tersebut, karena jika Lebanon kehilangan salah satu unsur, maka sosial, yang sudah biasa kami terlibat perkembangan di dalamnya, akan terancam,” tegasnya.
Baca Juga : Daerah Zeinabiah di Damaskus setelah Serangan Israel